SOLOPOS.COM - Fahrizal Maulana, pemilik bisnis konsentrat daun kelor. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Kondisi pandemi Covid-19 membuat bisnis obat-obatan herbal cukup laris. Peluang bisnis yang menjanjikan itu pun dimanfaatkan oleh Fahrizal Maulana, 33, warga Mojosongo, Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah. Bersama istrinya dia mencoba peruntungan berbisnis obat herbal berupa konsentrat daun kelor.

Berbekal ketekunan dan kesabaran, usaha yang dirintis sejak 2019 lalu kini mulai berkembang. Bukan hanya berhasil memasarkan produk di Solo saja, produk yang dihasilkan Farhrizal dikirim sampai ke Hong Kong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Selama ini paling banyak COD di sekitar Solo. Kalau penjualan online sempat kirim sampai ke Aceh, Kalimantan, dan Hong Kong,” ujar Fahrizal kepada Solopos.com, Minggu (15/8/2021).

Baca juga: Dari Hobi Makan Mi, Wanita Solo Ini Sukses Bisnis Mi Ayam Instan Beromzet Jutaan Rupiah

Sebelum memproduksi konsentrat daun kelor, Fahrizal dan istrinya lebih dulu menjajal bisnis suplemen untuk burung berkicau. Namun di tengah jalan dia justru bertemu dengan banyak orang yang menanyakan soal daun kelor. Guna mengobati rasa penasaran dia kemudian mencari tahu berbagai hal tentang daun kelor, termasuk khasiatnya.

Dia kemudian melihat ada peluang bisnis baru dan mencoba mengolah konsentrat daun kelor dengan merek Pusparirin. Sayangnya, hasil produksinya itu kurang maksimal karen memakai daun kelor yang tumbuh di alam liar, sehingga banyak mengandung timbal.

Tak berhenti begitu saja, pria lulusan teknik industri Univet Sukoharjo itu kemudian memanfaatkan kebun kosong di wilayah Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, untuk menanam kelor untuk produksi minuman herbal Pusparirin.

“Saya tanam sendiri kelor di kebun sekitar 0,5 hektare untuk memproduksi konsentrat ini. Dan ternyata kandungannya lebih baik daripada kelor yang tumbuh di alam bebas,” sambung dia.

Baca juga: Inilah Deretan Rumah Cebol di Demak yang Terancam Tenggelam

Sekitar 1.000 bibit pohon yang dia tanam pun berhasil dipanen untuk membuat konsentrat berukuran 100 ml yang dijual seharga Rp30.000, untuk ukuran 200 ml Rp60.000, dan ukuran 500 ml seharga Rp130.000.  Bagi yang ingin memesan produk ini bisa mengunjungi akun Instagram @pusparirin.id atau melalui market place Shopee.

Sebelumnya Fahrizal takut memasarkan minuman herbal buatannya ke pasaran yang lebih luas karena belum mengantongi izin BPOM. Namun, kini izin BPOM dan label halal dari MUI pun sudah di tangan. Produk dengan merek Pusparirin itu merupakan hasil olahan daun kelor berupa konsentrat pertama yang mengantongi izin BPOM.

“Sekarang sudah ada izin saya siap memasarkan produk ini lebih luas. Bagi saya kalau mau jualan itu yang penting ngurus izin dulu,” terangnya.

Fahrizal pun mulai melakukan pemasaran secara online. Dia bersama istrinya mengikuti pelatihan UMKM Virtual Expo 2021 yang digelar Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Solo bekerja sama dengan Solopos Media Group, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Semlidhut… Kuliner Pindang Kambing Ini Hanya Ada di Wonogiri Hlo

Dalam pelatihan itu, Fahrizal mendapat banyak pelajaran berharga. Salah satunya yakni cara memasarkan produk secara online dengan menggunakan marketplaces seperti Shopee dan Tokopedia.

Pasangan suami istri ini pun berharap hasil produksi konsentrat daun kelor dapat dipasarkan lebih luas. Apalagi sejak dulu daun kelor sudah dikenal memiliki berbagai khasiat yang baik bagi tubuh, termasuk meningkatkan imunitas di tengah pandemi.

“Daun kelor ini banyak sekali manfaatnya, apalagi untuk meningkatkan daya tahan tubuh di tengah pandemi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya