SOLOPOS.COM - Ilustrasi bendera merah putih tanda persatuan Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 atau April-Juni 2020 turun 5,32 persen.

Pertumbuhan minus itu dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu alias year on year (yoy). Pada kuartal II/2019, pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh 5,07 persen.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Capaian pertumbuhan ekonomi ini menjadi beban berat bagi ekonomi Tanah Air. Bayang-bayang resesi pun kian dekat jika pada kuartal III/2020 atau Juli-September ekonomi tak kuasa bangkit.

Apa itu Amonium Nitrat yang Mengguncang Beirut Lebanon

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan pada kuartal II/2020 sebesar Rp2.589,6 triliun.

“Kalau dibandingkan dengan kuartal I/2020, maka ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus 4,19 persen,” jelas dia seperti dikutip Bisnis.com.

Sementara itu, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I/2020 mencapai 1,26 persen. Pertumbuhan minus pada kuartal II/2020 tidak lepas dari dampak pandemi Covid-19.

Megawati Mendadak Panggil Gibran ke Jakarta Siang Ini, Ada Apa?

Efek Domino Covid-19

Menurut Suhariyanto, efek domino Covid-19 di mulai dari masalah kesehatan hingga merembet ke masalah sosial dan ekonomi. “Ini bukan persoalan gampang. Kita bisa melihat negara pada triwulan kedua mengalami kontraksi,” ungkap Suhariyanto.

Catatan pertumbuhan ekonomi ini lebih buruk dibandingkan prediksi pemerintah. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 bakal turun di kisaran -3,5 persen hingga -5,1 persen dengan titik tengah di -4,3 persen.

Sementara itu, dari konsensus Bloomberg, pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal mengalami kontraksi hingga -4,72 persen dari rata-rata -4,70 persen.

Darurat Sinyal, 20 Desa di Wonogiri Masuk Kategori Susah Sinyal Parah

Di antara konsensus tersebut, proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi terdalam diberikan oleh UBS AG sebesar minus 8,82 persen. Moody’s Analytics masih memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 tumbuh positif 1,4 persen.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo juga telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 mengalami kontraksi yang cukup dalam.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut dapat terjerembap minus 4 persen hingga 6 persen. “Di kuartal II, kita jelas akan mengalami kondisi defisit atau negatif di 4-6 persen,” ungkap Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya