SOLOPOS.COM - Sekretaris DPW PKR NAD, Munawardi (kanan), berdialog dan melihat hasil panen petani cengkih di Sabang, Aceh, belum lama ini. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Sebagai partai politik (parpol) baru, Partai Kedaulatan Rakyat (PKR) yang dipimpin Tuntas Subagyo, langsung tancap gas membentuk kepengurusan di tingkat provinsi serta kabupaten/kota di Tanah Air.

Salah satunya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang terletak di ujung barat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di wilayah ini kepengurusan DPW PKR NAD sudah terbentuk dan sudah bekerja.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Tak berhenti di situ, DPW PKR NAD tengah tancap gas membentuk kepengurusan DPD PKR di 21 kabupaten/kota. Penjelasan itu disampaikan Sekretaris DPW PKR NAD, Munawardi, Selasa (15/12/2021) sore.

Baca juga: Satukan Perbedaan, Ketum PKR Tuntas Subagyo Gelar Doa Lintas Agama

Untuk mengenalkan PKR kepada masyarakat Aceh, jajaran pengurus DPW dan DPD PKR setempat terjun langsung ke tengah warga. Mereka hadir di tengah masyarakat dengan program-program yang disusunnya. Seperti program prioritas mengangkat kesejahteraan para petani. “Kami bersilaturahmi langsung dengan warga dan mendengarkan keluh kesah mereka, terutama keluhan di sektor pertanian,” terang Munawardi.

Dari komunikasi itu DPW PKR NAD akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dirasakan para petani. Masalah itu mulai dari kendala pengelolaan lahan, perawatan tanaman, hingga penjualan hasil bumi mereka usai panen.

“Yang mereka keluhkan, yang dianggarkan pemerintah, baik bantuan dan lain-lain. Permasalahannya hanya programkan pengadaan bibit, pupuk. Tapi setelah panen, petani mengeluhkan tak ada pembeli,” ujar dia.

Baca juga: Tuntas Ketum PKR Sumbang TV & Uang untuk Anak-Anak Selter Lentera Solo

Dengan kondisi seperti itu, Munawardi menjelaskan PKR hadir untuk membantu pemasaran hasil bumi para petani Aceh. Para pengurus dan anggota PKR membeli produk para petani, menampung, dan menjualnya.

“Teman-teman hadir membantu dengan mediasi, dengan kami pengurus-pengurus di sini, untuk membantu membeli, menampung hasil bumi petani, lalu dipasarkan ke beberapa daerah, termasuk luar negeri,” kata dia.

Penyuluhan dan Pendampingan

Munawardi berharap pemerintah setempat dalam membuat program bagi petani agar dilakukan penelitian terlebih dulu. Tujuannya agar program pertanian yang akan dijalankan cocok dengan kondisi lahannya.

Baca juga: Ngaku Tak Kenal Tuntas Subagyo, Gibran Komentar Begini soal PKR

Selain itu perlu adanya penyuluhan atau pendampingan kepada para petani selama program berjalan. Dengan begitu diharapkan program pertanian bisa berjalan baik dan hasilnya bisa dinikmati para petani Aceh. Seperti meneliti unsur hara atau kondisi Ph tanah pertanian setempat untuk melihat komoditas tanaman yang cocok. Jika diperlukan pemerintah bisa menggandeng ahli untuk melihat pertanian yang potensial.

“Juga terkait apakah iklim, komoditas tanaman apa yang cocok. Tak kalah penting terkait perawatan dan pemeliharaan tanaman, bagaimana proses produksi bisa maksimal, harus menggunakan pupuk apa,” terang dia.

Terkait pupuk pertanian, menurut Munawardi, PKR membantu pupuk organik yang diproduksi dari perusahaan Tuntas Subagyo. Dia berharap bantuan pupuk cair itu bisa membantu pertumbuhan tanaman petani. Dia menjelaskan komoditas pertanian di Aceh beraneka ragam, seperti kelapa, padi, cokelat, pepaya, cengkih, pala, pinang, sawit, dan lain-lain. Komoditas tanaman petani tergantung lokasi dan kondisi lahan pertanian.

“Bersyukur PKR sudah terjaring di seluruh Indonesia. Dari Kalsel termasuk Banjarmasin, kebutuhan mereka volumenya sudah tinggi, seperti jahe merah. Mereka minta kami penuhi kebutuhan 50 ton satu bulan,” aku dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya