SOLOPOS.COM - Lokasi benteng Keraton Kartasura, di Kampung Krapyak Kulon RT002/RW010, Kelurahan Kartasura, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, yang dijebol alat berat, Jumat (22/4/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO – Tembok benteng di Keraton Kartasura di Kampung Krapyak Kulon RT 002/RW 010, Kelurahan Kartasura, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo dijebol warga dengan alat berat pada Kamis (21/4/2022) siang.

Padahal, tembok benteng tersebut merupakan benda cagar budaya (BCB) yang harus dilindungi keberadaannya. Bahkan, Keraton Kartasura adalah tempat bersejarah dalam perjalanan Kesultanan Mataram.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari laman Kemendikbud, Kemdikbud.go.id, Keraton Kartasura pernah menjadi ibu kota atau pusat pemerintahan Kesultanan Mataram.

Sepanjang sejarahnya, Kesultanan Mataram telah berpindah dua kali. Awalnya, Keraton Mataram terletak di daerah Plered, Kotagede, Yogyakarta. Keraton ini kemudian dipindahkan ke daerah Wanakerta yang kemudian disebut dengan Kartasura.

Perpindahan keraton ini dipicu oleh beberapa pemberontakan yang membuat keraton hancur. Keraton di Plered hancur karena serangan pasukan yang dipimpin oleh Trunajaya.

Baca Juga: Warga Jebol Benteng Keraton Kartasura Ngaku Tak Tahu Berstatus BCB

Terdapat kepercayaan jika sebuah tempat telah menjadi lokasi malapetaka, maka sebaiknya tidak digunakan kembali. Atas dasar kepercayaan itu, keraton di Plered dipindahkan ke Kartasura oleh Amangkurat II.

Setelah peristiwa Geger Pecinan, Paku Buwana II (1725-1749) pada tahun 1743 memerintahkan pemindahan keraton dari Kartasura.

Keraton Kartasura yang kini tembok benteng yang mengilinginya dijebol itu pernah juga mengalami kehancuran. Keraton Kartasura hancur karena peristiwa Geger Pecinan, yaitu serangan yang dilakukan oleh para penduduk enis Tionghoa.

Pada 1743, Pakui Buwana II yang kala itu berkuasa memerintahkan agar keraton dipindah. Keraton kemudian dipindah di Desa Sala.

Baca Juga: Warga Jebol Benteng Keraton Kartasura, Keraton Solo Desak Proses Hukum

Pada 1746, keraton baru di Desa Sala mulai ditempati secara resmi meskipun bangunan belum semuanya selesai dibangun. Bangunan keraton baru ini dibangun membujur dari arah utara ke selatan sama seperti keraton lama di Kartasura.

Pakubuwana II mendiami keraton baru ini hanya tiga tahun sebelum wafat. Pembangunan keraton dilanjutkan oleh raja-raja penerusnya karena belum selesai dibangun.

Kini, sisa-sisa reruntuhan termasuk tembok benteng Keraton Kartasura hancur dijebol warga. Pemilik tanah di sekitar tembok benteng yang dijebol, Burhanudin, 45, mengaku tak tahu jika lokasi tersebut masuk dalam cagar budaya.

Baca Juga: Benteng Keraton Kartasura Dijebol Warga, Ini Respons Keraton Solo

Menurutnya, patok tanah yang dibelinya itu berada di luar tembok benteng. Pria asal Sraten, Gatak, Sukoharjo, itu mengaku pemilik tanah sebelumnya berasal dari Lampung dan tidak tahu menahu jika lokasi tersebut merupakan benda cagar budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya