SOLOPOS.COM - Kondisi Bendung Winong yang terletak di Dukuh Winong, Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Sragen, yang masih kokoh dengan pintu air berada di sisi barat, Minggu (21/8/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bendung Winong yang terletak di Dukuh Winong, Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda yang dibangun pada 1935.

Selain Bendung Winong, ada juga Bendungan Kedung Duren yang juga peninggalan Belanda. Dua bendungan tersebut masih kokoh dan berfungsi untuk mengairi areal pertanian di wilayah Desa Tunggul, Glonggong, dan Gondang. Total areal yang mengandalkan pengairan dari Bendung Winong sebanyak 786,87 hektare.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mantan Ketua Perkumpulan Petani Pengelola Air (P3A) Desa Tunggul, Gondang, Sukir, 72, sedikit banyak berkisah tentang dua bendungan tersebut. Sukir menjadi Ketua P3A Tunggul sejak 1973 dan baru mundur dari posisi itu pada 2018.

Sukir yang lahir tahun 1949 itu mengetahui kondisi dua bendungan itu. Katanya, dua bendungan itu masih kokoh sampai sekarang.

Sukir yang tinggal di Dukuh Tawang RT 021, Desa Tunggul, Gondang itu khawatir dengan bangunan Bendung Winong lantaran tanggul Sungai Sawur jebol. Lokasinya hanya berjarak 50 meter arah utara pintu Bendung Winong.

Baca Juga : Tanggul DI Winong Gondang Sragen Jebol, Begini Kondisinya

“Pembangunan Bendung Kedung Duren lebih tua daripada Bendung Winong. Posisi Bendung Kedung Duren berada di hulu atau atasnya Bendung Winong. Di aliran bawah bendung itu dulu masih banyak batu-batu besar yang bisa memecah arus air Sungai Sawur. Bahkan, batu-batu besar itu seperti tertata membentuk bendung tetapi tidak permanen sehingga air sungai tertahan di bendung-bendung tidak permanen itu,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (21/8/2022).

Batu-batu itu, lanjutnya, ditambang orang untuk membuat bangunan. Bekas tambang batuan itu kemudian menjadi kedung yang cukup dalam sehingga arus Sungai Sawur tidak ada pemecah dan penahan.

Dampaknya, tutur Sukir, terjadi erosi di tebing-tebing sungai. Salah satunya, kata dia, mengakibatkan tanggul di Winong jebol.

Dia mengatakan lokasi tanggul itu berdekatan dengan tempuran atau pertemuan sungai, yakni Sungai Sawur dan sungai dari arah Dukuh Bayut di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen.

“Arus sungai dari Bayut Jambeyan ini paling besar. Kalau arus Sungai Sawur tidak begitu besar karena sudah tertahan di Bendung Kedung Duren dan Bendung Winong. Saya khawatir arus yang besar itu bisa mengancam pintu Bendung Winong di bagian bawah. Sudah berupa kedung dan pendangkalan pada Bendung Winong,” jelasnya.

Baca Juga : Tanggul & Saluran Irigasi di Winong Sragen Ambrol, Ini yang Dilakukan Pemkab

Sukir mengatakan saluran irigasi yang mengaliri tiga desa itu dibangun bersamaan dengan Bendung Winong. Dia menerangkan saluran irigasi itu awalnya dibangun melewati areal di pinggir Jalan Tunggul-Gondang. Tetapi, rencana itu urung dilaksanakan.

Pertimbangannya saat itu adalah lokasi terlalu tinggi. Akhirnya, saluran irigasi dibangun melewati tengah-tengah Dukuh Winong seperti yang ada saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya