SOLOPOS.COM - Anggota BPBD Ponorogo mulai dropping air bersih ke Dusun Jenggring, Desa Duri, Kecamatan Slahung, Rabu (10/8/2022). (Istimewa/BPBD Ponorogo)

Solopos.com, PONOROGO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mulai menerima permintaan air bersih lantaran beberapa wilayah sudah mengalami kekeringan. Yakni, di Dusun Jenggring, Desa Duri, Kecamatan Slahung yang setiap tahunnya kekurangan air bersih ketika musim kemarau.

Yudik Asmoro Santo, Plt Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo mengaku Kepala Desa Duri sudah meminta air bersih sejak Senin (8/8/2022) lalu. Keesokan harinya, anggota BPBD langsung terjun ke lokasi untuk dropping air bersih.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

”Jadi kemarin kita sudah mulai dropping air atas permintaan Kades Duri, Slahung,” kata Yudik saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (10/8/2022).

Yudik menyebut di Dusun Jenggring itu hanya satu RT yang mengalami kekurangan air bersih. Yakni, di RT 2 RW 3 Dusun Jenggring. Total yang terdampak ada sembilan KK atau sekitar 23 jiwa. Sebenarnya, dalam satu dusun itu berjumlah 146 jiwa dari 52 KK.

Baca Juga: Gunakan Ketapel, Pria Ini Selundupkan Narkoba ke Lapas Pemuda Madiun

Untuk membantu ketersediaan air bersih, BPBD membawa satu tangki yang berisi sekitar 6.000 liter. Air tersebut langsung dialirkan ke tandon air yang berada di dusun tersebut.

”Total ada dua tandon di sana dengan kapasitas 2.200 liter dan 1.200 liter. Warga juga membawa jeriken, bak, dan ember sesuai kebutuhan masing-masing,” jelasnya.

Berdasarkan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, Yudik menyebut dalam sepekan dusun tersebut di-dropping air bersih dua kali. Biasanya dikirim setiap hari Senin dan Kamis.

Meskipun begitu, Yudik tidak buru-buru menjadwalkan untuk pengiriman air bersih secara rutin ke dusun tersebut. Pihaknya bakal mengevaluasi terlebih dahulu dan disesuaikan dengan kebutuhan saat ini.

Baca Juga: Terpikat Pilot Gadungan, Wanita Kehilangan Mobil saat Diajak Ngamar

”Kami masih melihat dan mengevaluasi dulu kebutuhannya,” terangnya.

Sebenarnya, sebelum kekeringan itu ada beberapa warga yang memakai sumur manual. Biasanya memakai air dari program penyediaan air minum dan sanitasu (Pamsimas) dan pipa sumur dalam.

Namun, lanjut Yudik, air dari sumur manual maupun dari jaringan air bersih itu sampai hari ini tidak keluar airnya.

”Sama sekali tidak bisa diambil airnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya