SOLOPOS.COM - Warga menyaksikan erosi Kali Garuda yang merusak emperan samping rumah Ketua RT 002, Kampung Bugel, Kelurahan Tangkil, Sragen, Jumat (11/3/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Bencana Sragen terjadi di tebing Kali Garuda di Kampung Bugel, Kelurahan Tangkil, Sragen.

Solopos.com, SRAGEN–Erosi tebing Kali Garuda kembali terjadi di Kampung Bugel, RT 002/RW 009, Kelurahan Tangkil, Sragen, Jumat (11/3/2016) dini hari. Erosi itu merusak emperan bagian samping rumah Ketua RT 002, Harno Prasetyo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di lokasi, erosi tebing anak Sungai Bengawan Solo yang berhulu di lereng Gunung Lawu itu sepanjang 35 meter, lebar 3 meter dengan kedalaman 6 meter. Erosi itu mengakibatkan halaman rumah Harno yang ditanami aneka tanaman obat itu longsor. Emperan di bagian samping rumah juga rusak akibat erosi. ”Saya tidak tahu persis kapan kejadiannya. Yang jelas, saat pukul 01.00 WIB dini hari, belum terjadi seperti ini. Saya baru sadar adanya kejadian itu ketika terbangun esok hari,” kata Harno saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Mengetahui ada erosi yang mengancam rumahnya, Harno melapor ke Pemerintah Kelurahan Tangkil. Laporan itu diteruskan kepada Pemerintah Kecamatan (Pemcam) Sragen serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen. Petugas dari kelurahan, kecamatan dan BPBD Sragen sudah menyurvei lokasi pada Jumat pagi. BPBD Sragen menyalurkan bantuan kawat beronjong serta karung pasir untuk menahan erosi tidak bertambah parah.

“Habis Salat Jumat, warga sekitar bergotong royong untuk memasang kawar beronjong isi batu dan karung berisi pasir di tebing kali yang mengalami erosi,” kata Kadus II Kelurahan Tangkil, Sri Widodo.

Selain mengancam rumah Harno, Sri Widodo menjelaskan erosi Kali Garuda lebih dulu mengancam tiga rumah masing-masing milik Tugimin, Parman dan Slendro. Kondisi terparah dialami rumah Tugimin. Fondasi rumah sudah hanyut ke dasar kali akibat erosi. Sementara erosi Kali Garuda telah merusak kandang dan kamar mandi di rumah Parman dan Slendro.

“Jadi, sekarang ada empat rumah yang kritis karena ancaman erosi Kali Garuda. Ketika kami konsultasikan ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo [BBWSBS], tidak ada anggaran untuk membangun talut secara permanen. Sejauh ini hanya ada bantuan stimulan berupa beronjong dan karung untuk membuat erosi tidak bertambah parah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya