SOLOPOS.COM - Sejumlah warga memilih berenang di tengah Kali Pepe yang mengarah ke pintu air Demangan, Sangkrah, Minggu (19/6/2016). (Nur Atmaja/JIBI/Soloposfm).

Bencana Solo, Pemkot memperpanjang masa tanggap bencana banjir.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memperpanjang masa tanggap bencana banjir yang menerjang ribuan rumah di Kota Bengawan hingga Minggu (26/6/2016) mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masa tanggap darurat akan dicabut setelah Pemkot memastikan Solo aman dari bencana banjir. Hal ini menyusul sejumlah wilayah di Kota Solo kembali tergenang air setelah diguyur hujan deras pada Rabu (22/6/2016) malam.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan masa tanggap darurat diberlakukan menjadi tujuh hari, yaitu sampai Minggu. Sebelumnya, masa tanggap darurat pertama berlaku selama tiga hari, terhitung Senin-Rabu (20-22/6/2016). “Masa tanggap darurat akan kita tambah lagi, kalau Solo masih diterjang banjir,” kata Rudy, sapaan akrabnya ketika dijumpai wartawan di rumah dinas Wali Kota Loji Gandrung, Laweyan, Solo, Kamis (23/6/2016).

Menurut dia, masa tanggap darurat itu dilakukan setelah sesuai prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan masih akan terus mengguguyur wilayah Soloraya hingga beberapa hari ke depan. Selain itu masa tanggap diperpanjang terkait penyaluran bantuan bagi para korban bencana banjir Minggu malam lalu. Hingga kini bantuan bagi para korban banjir terus mengalir. Korban bencana banjir mencapai 8.000 keluarga, yang tersebar di 15 kelurahan. “Jadi sekarang kita perpanjang menjadi tujuh hari,” katanya.

Rudy mengaku kondisi drainase yang buruk menjadi penyebab genangan air melanda sejumlah lokasi pada Rabu malam. Pihaknya telah meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk memetakan drainase mana saja yang kondisinya perlu diperbaiki. Nantinya Pemkot tinggal menyiapkan perbaikan drainase di Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) Perubahan (APBD-P) 2016 atau APBD 2017 mendatang.

Rudy mencontohkan perbaikan drainase di Jl. Supomo akan diprioritaskan dikerjakan di APBD-P tahun ini.

“Kita akan lihat dulu memungkinkan tidak jika dikerjakan di Perubahan. Kalau tidak bisa, ya baru dikerjakan tahun depan,” katanya.

Selain itu Pemkot berencana memperpendek jarak antar inlet satu dengan lainnya. Hal ini untuk memperlancar buangan air dari jalan raya untuk masuk ke dalam saluran air. Sehingga diharapkan tidak lagi ada genangan air di jalan-jalan raya.

“Air nanti bisa masuk ke saluran air dan langsung dibuang ke sungai,” katanya.

Pemkot segera berkoordinasi dengan instansi terkait guna membahas penanganan bencana banjir. Salah satunya koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Koordinasi selain penanganan bencana banjir, juga terkait alat alarm deteksi (early warning system) banjir di Jurug yang kondisinya tak berfungsi alias mati. Rudy meminta alat tersebut diperbaiki.

Kepala Bidang (Kabid) Drainase DPU Solo, Arif Nurhadi mengatakan sebanyak 18 pompa baik portable maupun pompa air mobile disiagakan guna mengantisipasi bencana banjir susulan di Kota Bengawan. Perinciannya, enam pompa air di pintu air Demangan, enam pompa di pintu air Joyontakan baik timur dan barat, empat pompa di pintu air Pucangsawit, pompa air portabel di Joyontakan, dan satu pompa di pintu air Gandekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya