SOLOPOS.COM - Warga mengungsi di pendapa Kantor Kelurahan Gandekan, Jebres, Solo, Minggu (19/6/2016). Kantor Kelurahan Gandekan digunakan warga dari delapan RT untuk mengungsi karena rumah tergenang banjir. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Bencana Solo, Pemkot mencabut masa tanggap darurat bencana banjir.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo resmi mencabut masa tanggap darurat bencana banjir, Minggu (26/6/2016). Pencabutan masa tanggap darurat bencana banjir dilakukan setelah daerah yang terdampak banjir pada Sabtu-Minggu, (18-19/6/2016) kondisinya sudah pulih semua.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Gatot Sutanto, mengatatakan pencabutan masa tanggap darurat bencana banjir dilakukan oleh Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. Pertimbangan pemkot mencabut masa tanggap darurat karena kondisi Solo sudah aman dari banjir.

“Kami perlu mengumumkan pencabutan masa tanggap darurat ke publik, supaya masyarakat yang ingin memberikan bantuan ke posko induk di Loji Gandrung tidak kecele,” ujar Gatot saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (27/6/2016).

Gatot mengatakan Wali Kota Solo mulai menetapkan masa tanggap darurat bencana selama tiga hari terhitung Senin-Rabu (20-22/6/2016). Kemudian diperpajang lagi selama empat hari yakni Kamis-Minggu (23-26/6/2016), hingga akhirnya resmi dicabut pada Minggu kemarin.

“Kami langsung menutup posko induk di Loji Gandrung setelah masa tanggap darurat bencana dicabut,” kata dia.

Gotot mengatakan posko induk bencana banjir dipindahkan ke posko utama banjir di Kantor BPBD di Kota Barat. Posko utama banjir di dukung dua posko pembantu yakni berada di Gading dan Pedaringan.

Bantuan bencana banjir, lanjut dia, masih banyak yang terkumpul di posko dan belum sempat dibagikan kepada warga. Rencananya pemkot akan menjadikan bantuan yang tersisa sebagai stok logistik jika terjadi benjir kembali di Solo. Namun, sebelum itu dilakukan akan lebih dulu mendata semua bantuan yang tersisa untuk dilaporkan ke Wali Kota Solo.

“Kami mengusulkan ke pemkot agar bantuan yang tersisa disimpan di kelurahan rawan banjir. Hal itu bertujuan untuk mempercepat distribusi bantuan ketika terjadi banjir lagi,” kata dia.

Ia mengatakan sudah berkoordinasi dengan 16 kelurahan rawan banjir di Solo yang baru saja terkena banjir. Menyimpan logistik banjir ke kantor kelurahan pastinya tidak mudah sehingga butuh komitmen kesanggupan lurah terlebih dulu.

Sementara itu, Lurah Semanggi, Didik Wahyudi, mengatakan akan membicarakan usulan tersebut dengan perangkat kelurahan lainnya terlebih dulu. Ia tidak ingin logistik yang disimpan di kantor kelurahan kondisinya rusak sehingga perlu mencari tempat yang bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya