SOLOPOS.COM - Warga memanen daun kayu putih di hutan negara.

Warga memanen daun kayu putih di hutan negara.

Harian Jogja.com, BANTUL–Masyarakat di Kecamatan Dlingo menilai, keberadaan hutan negara yang banyak terdapat di wilayah ini justru kurang mendukung upaya masyarakat dalam menyelamatkan sumber air di perut bumi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga menilai, hutan di Dlingo yang sebagian besar ditanami tanaman keras, sedikit banyak telah mengurangi ketersediaan air tanah. Hal ini sesuai dengan karakter tanaman keras seperti akasia, pinus dan kayu putih, yang banyak menyerap air dari dalam tanah.

“Kami menilai kekeringan yang terjadi ada keterkaitan dengan jenis tanaman yang ditanam di hutan negara,” kata Ponidi, Ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, kepada Harian Jogja.com, Rabu (18/9/2013).

Menurut Ponidi, penilaian itu didasarkan dari beberapa kajian ilmiah yang pernah dilakukan. Meski demikian, warga tidak bisa berbuat banyak, karena saat penanaman, warga juga tak pernah dilibatkan.

Suparno, tokoh masyarakat Dusun Cempluk, Desa Mangunan, menambahkan, saat ini warga benar-benar kesulitan mendapatkan sumber mata air. Untuk membuat sumur, warga harus mengebor tanah dengan kedalaman lebih dari 100 meter.

“Harus lebih dari 100 meter. Padahal dulu, di kedalaman 30 meter air sudah melimpah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya