SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

Harian Jogja.com, KULONPROGO—Sedikitnya 460 kepala keluarga (KK) di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, mengalami krisis air sejak Juli 2013 lalu.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Di Dusun Nogosari, belasan sumur milik warga sudah mengering. Untuk mencukupi kebutuhan air, warga terpaksa harus menempuh perjalanan setengah jam untuk menuju sumur yang masih ada airnya.

“Itu pun kami cuma bisa membawa satu jeriken, karena selain jaraknya jauh, persediaan air terbatas. Sementara banyak warga yang juga butuh air,” ujar Ramidah, 60, warga Dusun Nogosari saat ditemui Harian Jogja.com,  Sabtu (21/9/2013).

Ramidah menceritakan, persediaan air satu jeriken yang dia ambil hanya untuk konsumsi sehari. Itu pun hanya untuk keperluan masak saja.

“Air sulit, jadi kami prioritas untuk memasak sehari. Sehingga untuk mencuci kami lakukan sepekan sekali,” ujarnya.

Kepala Dusun Nogosari, Kamidi, mengungkapkan, khusus di wilayah Nogosari ada 150 KK yang dalam dua bulan ini sudah mengalami krisis air. Bak-bak penampungan sudah benar-benar mengering.

Kekeringan berkepanjangan membuatnya melakukan permohonan bantuan air bersih kepada Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kulonprogo.

Menanggapi permintaan itu, Tagana langsung melakukan droping air bersih, Sabtu (21/9). Ketua Tagana Kulonprogo, Rahmat Hariyadi, mengungkapkan untuk memaksimalkan kebutuhan air di wilayah Purwosari, pihaknya harus bolak balik enam kali menyuplai air dengan truk tanki. Stok air yang disalurkan diambil dari mata air Tudal di Kecamatan Nanggulan.

“Kami upayakan dropping ke seluruh warga, jadi dalam sehari ini kami bolak-balik antar air sampai enam kali,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya