SOLOPOS.COM - ilustrasi

Harian Jogja.com, BANTUL—Delapan dusun di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, yang dilanda kekeringan tak tersentuh bantuan air bersih. Warga terpaksa membeli air, sementara lahan pertanian dibiarkan terlantar.

Kepala Desa Srimartani, Piyungan, Mulyana, mengatakan delapan dusun yang kini kesulitan air bersih yaitu Dusun Petir, Sanansari, Bulusari, Rejosari, Kemloko, Unggul, Mojosari dan Dusun Tambalan.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Menurutnya, sudah sebulan terakhir warga kesulitan air bersih karena air sumur kering. Warga terpaksa membeli air bersih ke PDAM di Sleman yang jaraknya lebih dekat ketimbang mendatangkan air dari Bantul. “Kami terpaksa membeli karena kesulitan air bersih,” kata Mulyana, Rabu (2/10/2013).

Dia mengklaim telah mengajukan permohonan bantuan air ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul sejak tiga pekan lalu, namun sampai sekarang belum mendapat bantuan.

Selain kesulitan air bersih untuk keperluan sehari-hari, lahan pertanian juga mengering. Sebagian lahan itu kini sengaja ditelantarkan warga karena tak bisa ditanami. Terakhir warga menanam palawija diantaranya jagung, kini dikosongkan.

Beruntung, meski belum mendapat bantuan air dari pemerintah, warga Desa Srimartani mendapat bantuan pompa air untuk mengairi lahan pertanian dari PT Taspen Persero lewat Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL).

Direktur Utama PT Taspen Perseo Iqbal Latanro saat pemberian bantuan pompa air di Bantul, Rabu (2/10/2013) menyatakan, bantuan pompa air diharapkan dapat membantu produktivitas pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya