SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tanaman Padi Puso (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Tanaman Padi Puso (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Tanaman Padi Puso (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sedikitnya 17 hektare tanaman padi di wilayah Kecamatan Weru, Sukoharjo, terancam puso.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tanaman tersebut berada di Desa Karangtengah seluas tiga hektare, Grogol 10 hektare dan Tegalsari empat hektare. Berdasarkan pengamatan petugas UPTD Dinas Pertanian Kecamatan Weru pekan lalu, tanaman padi tersebut mengalami kekeringan kategori berat. Usia tanaman padi sekitar 63 hari setelah tanam (HST).

Selain itu, petugas UPTD Dinas Pertanian Weru juga mencatat sekitar 131 hektare hingga 161 hektare tanaman padi mengalami kekeringan sedang. Tanaman tersebut berada di Desa Karakan, Karangtengah, Grogol, Tegalsari dan Tawang.

Kepala UPTD Dinas Pertanian Weru, Daryani, saat ditemui Solopos.com, akhir pekan kemarin menjelaskan, wilayahnya masuk daerah irigasi dam Colo barat. Kondisi tanaman bisa semakin parah beberapa hari ke depan bila distribusi air baik melalui saluran irigasi maupun hujan, kurang.

“Biasanya petani menanam kedelai saat kemarau. Tahun ini petani menanam padi gara-gara kemarau basah. Tapi sudah lebih dari sebulan tidak hujan,” katanya.

Untuk mencegah terjadinya puso atau gagal panen, aliran air dam Colo barat sudah ditambah. Tapi karena keterbatasan debit, pemanfaatan air dilakukan bergiliran setiap desa saban harinya. Teknis tersebut sudah diterapkan sekitar satu bulan belakangan. “Kondisi tanaman terus dipantau, utamanya yang mengalami kekeringan berat dan sedang,” tegas Daryani.

Sedangkan Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Sukoharjo, Sumadi, menjelaskan, sejauh ini baru Weru yang sudah melaporkan kekerintan lahan pertanian. Padahal merujuk data tahunan, ada beberapa wilayah yang rawan kekeringan. Wilayah kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan lahan pertanian yaitu Bulu, Nguter, Bendosari dan Polokarto.

Jajaran UPTD Dinas Pertanian tingkat kecamatan sudah diperintahkan supaya pro aktif memantau kondisi tanaman hari-hari ini. Bila mulai ada gejala kekeringan, UPTD dinas diminta mengambil langkah penanganan. Langkah-langkah dimaksud seperti berkoordinasi dengan pengelola dam Colo timur dan barat dan mengoptimalkan fungsi sumur pantek. Langkah teknisnya bisa dengan penyuluhan kepada petani maupun pengadaan alat pertanian seperti pompa sumur pantek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya