SOLOPOS.COM - Kali Dengkeng yang melintasi Desa Plosowangi, Cawas mengering setelah debet air berkurang akibat tidak turun hujan selama beberapa pekan terakhir, Jumat (30/8/2013). (JIBI/Shoqib Angriawan)

Solopos.com, KLATEN–Sekitar 105 Hektar (Ha) tanaman padi di Desa Plosowangi, Cawas mengalami kekeringan setelah hampir sebulan tidak diguyur hujan. Kondisi itu diperparah dengan keringnya Kali Dengkeng yang menjadi tumpuan sumber air bagi petani setempat.

Salah satu petani asal Bumiharjo, Plosowangi, Cawas, Kresno Utomo, mengatakan kekeringan itu dialami sekitar tiga pekan lalu. Pasalnya, saluran irigasi pertanian yang biasa mengalir di daerahnya kini telah kering. “Keringnya saluran irigasi itu disebabkan Kali Dengkeng tidak lagi mengalirkan air,” jelasnya saat ditemui solopos.com di lokasi, Jumat (30/8/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, kekeringan itu membuat dirinya khawatir tanaman padinya gagal panen. Sebab, tanaman padinya saat ini baru berusia sekitar 30 hari. Untuk mengatasi kekeringan itu, dirinya mengambil air dengan menggunakan mesin diesel dari sumur yang ada di sawah.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, sumur itu dia buat dengan kedalaman sekitar 20 meter. “Jika kedalamannya hanya 10 meter, tidak akan lama lagi akan cepat kering,” ungkapnya.
Dia sendiri mengaku tidak tahu kapan sumur yang dia buat itu akan bertahan terus mengalirkan air. Oleh sebab itu, dirinya berharap ada bantuan dari pemerintah supaya petani bisa mudah mendapatkan air. “Jika tidak ada bantuan kami khawatir gagal panen,” keluhnya.

Kresno mengaku pada awal musim tanam ketiga, dirinya tidak berani untuk menanam tanaman selain padi. Pasalnya, beberapa bulan lalu curah hujan masih sangat tinggi, sehingga komoditas pertanian tidak akan bisa tumbuh selain padi.
Sekretaris Desa (Sekdes) Plosowangi, Cawas, Anang Sugiyono, mengatakan di wilayahnya ada sekitar 105 Ha sawah yang ditanami padi. Dari luas sawah itu, lebih dari 95 Ha sawah di Plosowangi mengalami kekeringan. Luas itu akan bertambah jika Kali Dengkeng semakin mengering pada bagian DAM Tukuman, Plosowangi.

“Sawah yang berada tidak jauh dari DAM itu masih bisa menyedot air dengan menggunakan diesel. Namun, jika air di DAM itu habis tidak akan bisa mendapatkan air lagi,” paparnya saat ditemui solopos.com di ruang kerjanya, Jumat.

Untuk saat ini, sambungnya, petani hanya bisa mencari air lewat sumur yang ada di tengah sawah yang disedot dengan mesin diesel. “Penyedotan air dengan diesel itu pun hanya bisa dijangkau oleh petani yang memiliki penghasilan yang cukup, sebab butuh biaya operasional yang tidak sedikit,” imbuhnya.

Dia berharap pemerintah segera menyalurkan bantuan air kepada petani untuk mengairi sawah. Jika tidak, dia memperkirakan tingkat kegagalan panen tahun ini semakin tinggi dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, tingkat kegagalan panen di desanya mencapai 70% akibat bencana kekeringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya