SOLOPOS.COM - Tanah di Jambon, Menjing, Jenawi, bergerak, Kamis (12/2/2015). Akibat kejadian itu sejumlah retakan tanah pun terjadi hingga merusak sebagian bangunan warga. (Bayu Jatmoko Adi/JIBI/Solopos)

Bencana Karanganyar, Pemkab telah mengirim proposal relokasi 43 keluarga lereng Lawu ke BNPB.

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemkab Karanganyar telah mengirim proposal permohonan bantuan dana untuk merelokasi 43 keluarga di lereng Gunung Lawu ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Proposal tersebut diharapkan segera direspons dan dipenuhi oleh BNPB. Penjelasan itu disampaikan Kasi Darurat Logistik BPBD Karanganyar, Nugroho Budi Santoso, saat ditemui Solopos.com, Rabu (12/4/2017).

“Sudah proses, proposal masuk BNPB. Masih kami pantau. Yang diusulkan [dapat bantuan] 43 keluarga dari Jenawi, Ngargoyoso, dan Karangpandan,” ujar dia. (Baca:

Nugroho menjelaskan kondisi rumah 43 keluarga itu rawan longsor karena terjadi rekahan tanah. Volume rekahan semakin bertambah dari bulan ke bulan sehingga harus direlokasi.

“Karena butuh anggaran besar maka [kami] pendekatan ke BNPB dan BPBD Provinsi [Jateng]. Sebanyak 43 keluarga ini tinggal di rumah yang dekat dengan rekahan tanah,” imbuh dia.

Terpisah, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menekankan empat hal untuk dilaksanakan pejabat baru Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Karanganyar, Bambang Djatmikmo, pada 2017. Salah satu dari empat poin tersebut yaitu percepatan proses relokasi warga di daerah rawan longsor. Jangan sampai rekahan tanah keburu longsor sebelum dilakukan relokasi.

Yuli, panggilan akrab Bupati, juga menekankan pentingnya mitigasi bencana terutama di kawasan rawan bencana alam, seperti lereng Gunung Lawu, dan Sungai Bengawan Solo. “Saya pikir prioritas tahun ini termasuk juga konsolidasi semua sukarelawan kebencanaan dan menyiapkan sistem agar penyaluran bantuan dalam setiap bencana bisa cepat,” kata dia.

Yuli mengatakan kondisi cuaca saat ini relatif kurang bersahabat. Secara tiba-tiba cuaca berubah ekstrem sehingga bencana sulit diprediksi. Situasi itu membutuhkan mobilitas tinggi.

Sedangkan Kalak BPBD Karanganyar, Bambang Djatmiko, menyatakan siap melaksanakan instruksi Bupati. Konsolidasi sukarelawan harus dilakukan karena BPBD tak bisa bekerja sendiri.

“Konsolidasi dengan satgas dan sukarelawan segera kami lakukan. BPBD tidak bisa bekerja sendiri. Kami harus solid dan bisa menjadi teamwork yang bagus ke depannya,” terang dia.

Bambang juga memprioritaskan upaya penambahan perlengkapan penunjang tugas dan fungsi BPBD. Pada hari pertama menjabat, dia langsung mengecek kondisi dan kelengkapan alat.

Persediaan logistik juga tak luput dari perhatian Bambang. “Saya sedang petakan kondisi perlengkapan dan alat apa saya yang perlu perbaikan atau penambahan,” kata dia.

Sekretaris BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno, menerangkan untuk pemantauan potensi longsor telah dipasang sejumlah early warning system (EWS) dari lereng Gunung Lawu. “Ada EWS di lokasi-lokasi rawan. Kami juga pantau pergerakan tanah di Doplang, Karangpandan. Setiap hari pantau pergerakan [tanah] bersama para sukarelawan,” imbuh dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya