SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Daleman, RT 007/RW 006, Ngringo, Jaten, mengungsi di Masjid Al Maming 3 Assalam pada Rabu (29/11/2017). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Ratusan warga korban banjir dan ancaman longsor di Karanganyar masih mengungsi ke tempat aman.

Solopos.com, KARANGANYAR — Ratusan warga korban banjir di Jaten dan ancaman tanah longsor di Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, masih bertahan di tempat pengungsian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan Solopos.com, ada 38 keluarga atau 160 orang warga Dukuh Daleman, RT 007/RW 006, Desa Ngringo, Jaten, yang bermalam di teras Masjid Al Maming 3 Assalam sejak Selasa (28/11/2017) malam hingga Rabu (29/11/2017). Mereka mengungsi karena rumah mereka terendam luapan air Sungai Bengawan Solo sejak Selasa pukul 20.30 WIB.

Warga masih bertahan di masjid pada Rabu pagi. Pengungsi didominasi perempuan, anak-anak balita, ibu hamil, dan lelaki lanjut usia. Mereka tidur di teras masjid beralas tikar. (Baca: Longsor Rusak Rumah Warga di 3 Kecamatan)

Takmir masjid meminjamkan tikar kepada pengungsi. BPBD Karanganyar sudah menyalurkan bantuan logistik dan nasi bungkus kepada pengungsi.

“Kami mengungsi di masjid. Belum ada yang pulang. Hla air belum surut. Banyak anak, anak balita, dan lanjut usia. Masih khawatir karena cuaca seperti ini. Semoga air enggak tambah naik. Kasihan anak-anak sekolah dan buruh,” kata salah satu warga, Purwanti, saat berbincang dengan Solopos.com di dekat rumahnya, Rabu.

Rumahnya lebih tinggi dibandingkan rumah warga lain sehingga hanya tergenang air luapan Sungai Bengawan Solo. Berbeda dengan rumah lain yang terendam air luapan. Tinggi air bervariasi tergantung ketinggian tanah.

Ketua RT 007/RW 006, Desa Ngringo, Jaten, Budi H.S., menyampaikan sejumlah pemuda berjaga di dekat kampung karena menunggui sepeda motor dan barang-barang yang disimpan di tempat khusus di bawah atap rumah. “Warga mengungsi pukul 21.00 WIB. Air berangsur-angsur naik hingga atas itu puku 01.00 WIB. Biasanya yang selatan enggak kena karena posisinya tinggi. Ini banjir kali pertama pada 2017,” ujar Budi saat berbincang dengan Solopos.com di lokasi pengungsian. (Baca: Waspadai Potensi Longsor di 11 Lokasi Ini)

Mereka masih waspada dengan luapan air Sungai Bengawan Solo hingga akhir Februari atau awal April. Kapolsek Jaten, AKP Mardiyanto, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Henik Maryanto, menyampaikan polisi berjaga di dekat akses masuk ke kampung. Dia juga memastikan alat evakuasi bencana banjir sudah siap apabila dibutuhkan sewaktu-waktu.

Selain warga Dukuh Daleman, Desa Ngringo, Jaten, warga Dusun Buntung, Desa Gerdu, Karangpandan, juga mengungsi di rumah salah satu warga. Informasi yang dihimpun Solopos.com dari BPBD Karanganyar, 23 keluarga atau sekitar 90-an orang mengungsi di rumah salah satu warga, Feri.

Mereka mengungsi karena Dusun Buntung rawan tanah longsor. Kondisi tanah di sekitar lokasi itu sudah retak.

Sekretaris BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno, menyampaikan warga di Dusun Buntung mengungsi sejak Selasa malam. BPBD Karanganyar sudah mengirim logistik, selimut, susu untuk balita, alas, dan lain-lain ke pengungsian. Hendro memaparkan data yang dihimpun satgas BPBD di lapangan perihal lokasi bencana alam tanah longsor dan banjir.

“Ada 16 kejadian di Jatiyoso 5 lokasi, Kerjo 2 lokasi, Matesih 3 lokasi, Ngargoyoso 2 lokasi, Tawangmangu 3 lokasi, dan Karangpandan 1 lokasi. Saat ini Satgas BPBD masih mendata di lokasi bencana. Kami sudah kirim logistik, bantuan stimulan untuk kerja bakti dan pengungsi,” tutur Hendro saat ditemui wartawan di kantor BPBD Karanganyar, Rabu.

BPBD juga mendata banjir di Karanganyar hingga Rabu. Banjir terjadi di Dukuh Daleman RT 006/RW 006, Desa Ngringo, Jaten. Sebanyak lima keluarga atau 16 jiwa menjadi korban.

Di Dusun Jurug RT 007/RW 001 Desa Ngringo, Jaten sebanyak 5 keluarga atau 15 jiwa terdampak. Dusun Daleman RT 007/RW 006 sebanyak 38 keluarga atau 160 jiwa mengungsi di masjid.

“Pantauan sementara genangan air mulai surut. Selain itu ada di Dusun Jengglong, Desa Waru, Kebakkramat, empat keluarga terdampak banjir. Tetapi mereka tidak mengungsi. Kami akan siapkan dapur umum di masjid apabila warga Daleman masih mengungsi sampai besok [Kamis]. Tenda pengungsian juga sudah siap,” ungkap Hendro.

Hendro menyinggung status siaga darurat bencana di Karanganyar. Bupati Karanganyar, Juliyatmono, sudah menetapkan siaga darurat bencana menggunakan surat keputusan (SK) Bupati mulai 10 Oktober-31 Desember 2017. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dapat memperpanjang status setelah mempertimbangkan situasi dan kondisi di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya