SOLOPOS.COM - Panorama Gunung Wilis (kaskus.co.id)

Bencana Jatim, Perhutani Kediri ikut mewaspadai potensi tanahh longsor di lereng Gunung Wilis.

Madiunpos.com, KEDIRI — Pihak berwenang mendata daerah rawan longsor terutama di kawasan lereng Gunung Wilis untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Pendataan dilakukan oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami identifikasi ke lapangan dan saya instruksikan untuk mengidentifikasi barangkali di wilayah ada tanah bergerak,” kata Kepala Perum Perhutani KPH Kediri Maman Rosmatika di Kediri, Selasa (4/4/2017).

Maman mengatakan dari identifikasi itu diketahui di wilayah kerja Perhutani Kediri terdapat sejumlah daerah rawan longsor, misalnya di Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek.

Ekspedisi Mudik 2024

Di Kabupaten Tulungagung, ia menyebut lokasi rawan longsor di Desa Kradenan, Kecamatan Pagerwojo, yang berdekatan dengan kawasan lereng Gunung Wilis.

Saat ini di Kecamatan Pagerwojo tersebut sudah terjadi rekahan tanah dengan lebar sekitar 1,5 meter. Saat hujan, rekahan itu tertutup dan saat kemarau terbuka.

Lokasi tersebut juga sangat dekat dengan perkampungan warga sehingga warga pun diharapkan bisa lebih waspada. Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahkan sudah menginstruksikan agar warga meningkatkan kewaspadaaan.

Maman Rosmatika menyebut di tempat itu yang menjadi masalah adalah struktur tanahnya relatif bergerak, padahal tanaman di tempat tersebut relatif bagus, banyak tanaman tegak.

Di Kabupaten Trenggalek juga terdapat sejumlah daerah yang rawan, yaitu di Desa Prambon di Kecamatan Tugu, Desa Depok di Kecamatan Bendungan, Desa Tarakan di Kecamatan Trenggalek, dan Desa Nglinggis di Kecamatan Tugu.

Di lokasi tersebut juga terdapat retakan tanah dengan panjang sekitar 1 meter. Lokasi itu juga dinilai berbahaya bagi warga sehingga warga diharapkan juga waspada.

Pihaknya melakukan beragam upaya mengantisipasi rekahan terjadi, salah satunya dengan melakukan penanaman kembali terutama pada lahan yang jarak pohon sudah renggang.

Beberapa tanaman yang dinilai bagus adalah tanaman maupun buah-buahan yang berakar dalam, misalnya bambu, kemiri, trembesi.

Dia mengatakan di tanah yang cenderung berstruktur miring sangat tidak dianjurkan untuk menanam tanaman yang membuat tanah menjadi gembur, misalnya empon-empon.

“Aspek vegetasi penting dengan memilih jenis tanaman dengan akar dalam dan tidak dianjurkan di daerah miring yang menyebabkan cengkeraman ke tanah berkurang,” katanya.

Dia berharap masyarakat bisa lebih waspada, terutama saat hujan deras terjadi, mengantisipasi terjadinya musibah serta korban jiwa, seperti yang terjadi di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (1/4/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya