SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berfoto bersama peserta Pelatihan Penanganan Darurat Bencana Bagi Relawan Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan yang diadakan BPBD Jateng di Pendapa Kelurahan Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Selasa (26/7/2016) sore. Para peserta merupakan sukarelawan tanggap bencana dari berbagai daerah di Soloraya. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Bencana Jateng, sesuai prediksi BMKG musim kemarau di Jateng hanya Agustus mendatang.

Solopos.com, SOLO–Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyebut musim kemarau di Jawa Tengah pada tahun ini akan berlangsung sangat pendek, yakni selama sebulan pada Agustus mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sebentar lagi, saya ingatkan, kita akan ada kekeringan kira-kira di bulan Agustus. BMKG meramalkan kemarau hanya Agustus karena September akan hujan lagi,” kata Ganjar di hadapan puluhan peserta Pelatihan Penanganan Darurat Bencana Bagi Relawan yang diadakan BPBD Jateng di Pendapa Kantor Kelurahan Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Selasa (26/7/2016) sore.

Ekspedisi Mudik 2024

Ganjar meminta sukarelawan tanggap bencana, termasuk masyarakat untuk mewaspadai perubahan musim tersebut. Dia mengimbau agar semua pihak siap menghadapi musim kemarau bulan depan. Ganjar menyebut wilayah di Soloraya yang rawan terjadi kekeringan saat musim kemarau berada di Kabupaten Sragen dan Boyolali.

“Nah, kita patut waspada. Untuk menghadapi kekeringan, apa yang mesti kita lakukan? Tadi saya ke Bakorwil, ada wilayah di Sragen sama Boyolali [berpotensi kekeringan]. Ini Juli sudah mau masuk Agustus kok masih hujan, bagaimana? Menungso harus adaptif. Sekarang ini terjadi kemaru basah,” lanjut Ganjar.

Saat ditemui Solopos.com, Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana, mengatakan kemungkinan tahun ini kemarau di Jateng berlangsung pendek sekali, yakni pada Agustus mendatang. Meski masuk musim kemarau, menurut dia, cuaca pada Agustus tidak sama sekali kering, tapi masih terjadi hujan. Kondisi tersebut, lanjut Sarwa, diprediksi terjadi di hampir seluruh daerah di Jateng.

“Bulan depan tidak sama sekali kemarau, tapi masih ada hujan. Hampir seluruh wilayah di Jateng seperti itu. Sehingga kemarin kami sudah rapat koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk bisa secara cepat menetapkan masa tanggap darurat pada saat nanti benar-benar memasuki kemarau,” jelas Sarwa.

Sarwa memprediksi masa darurat antar daerah di Jateng tidak akan sama. Dia mengimbau kepada masyarakat untuk mulai mempersiapkan diri dalam menghadapi musim kemarau. Sarwa meminta masyarakat, khsusunya di wilayah krisis air mulai bergerak untuk menyimpan air sebagai langkah antisipasi pada musim kemarau.

“Masyarakat paling tidak harus ekstra hati-hati untuk mengelola air. Bisa menggunakan tadah hujan. Air ditampung di bak-bak. Warga bisa melakukan itu sekarang untuk mengantisipasi kelangkaan air. Wilayah di Wonogiri dan Klaten pasti ada kekeringan. Ada daerah yang tidak bisa untuk buat sumur,” jelas Sarwa.

Sarwa menjelaskan BPBD Jateng juga mengantisipasi bencana kebakaran hutan di sejumlah gunung. Dia mengimbau kepada mayarakat yang akan mendaki gunung agar tidak melakukan tindakan ceroboh. Menurut dia, potensi kebakaran hutan sangat tinggi disebabkan karena human eror, seperti api unggun, bakar lahan, dan lain sebagainya.

“Kami juga atisipasi kebakaran hutan yang tahun lalu terjadi di semua gunung di Jateng. Mudah-mudahan besok tidak kebakaran lagi karena kemarau berlangsung pendek. Kami sudah sosialisalikan dengan teman-teman penjaga gunung. Kami minta mereka menginarkan para pendaki,” jelas Sarwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya