SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono. (Solopos/Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengimbau masyarakat Karanganyar dan sekitarnya agar lebih bijak saat membagikan informasi tentang bencana alam di media sosial.

Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar menyampaikan itu saat berbincang dengan wartawan, Jumat (11/12/2020). Bupati mengomentari penanganan bencana alam yang dilakukan BPBD Kabupaten Karanganyar, Basarnas Pos SAR Surakarta, instansi terkait, dan tim SAR gabungan se-Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Biar Tetap Produktif dan Efektif, Ini Cara Jenius Untuk Bermalas-Malasan

Pekan lalu, Sabtu (5/12/2020), sejumlah wilayah di Kabupaten Karanganyar dilanda bencana alam tanah longsor dan luapan air hujan. Seluruh pihak terkait bahu membahu menangani dampak bencana alam di Kecamatan Tawangmangu, Jatiyoso, Ngargoyoso, dan Karangpandan.

Ekspedisi Mudik 2024

"Proses penanganan cepat. Belum ada sehari sudah bersih dan bisa dilalui lagi [bekas tanah longsor di Jalan Raya Karanganyar-Tawangmangu]. Kami mengapresiasi kerja sukarelawan, BPBD Karanganyar, dan instansi lain terkait," kata Bupati saat itu.

Tetapi, Politikus Partai Golkar itu menyayangkan budaya sejumlah warga internet di akun media sosial masing-masing maupun WhatsApp group tertentu. Mereka membagikan foto-foto saat bencana maupun dampak bencana alam secara berantai. Juliyatmono menyampaikan tidak menyoal hal itu karena berkaitan dengan upaya penanganan agar lebih cepat dan masif.

"Desember sampai Januari itu hujan tinggi. Longsor dan banjir atau genangan itu pasti. Tetapi harapan saya jangan asal mengirim gambar. Misal sekadar luapan air skala kecil, longsor kecil. Jadi menurut saya cara bermedia sosial masyarakat perlu dilatih," ujar dia sembari tersenyum.

Kunjungan Wisatawan

Yuli, sapaan akrabnya, menyampaikan informasi yang beredar secara berantai di media sosial terkait bencana alam berimbas terhadap kunjungan wisatawan ke sejumlah kawasan wisata di Kabupaten Karanganyar. Bukan hanya objek wisata tetapi juga usaha kuliner.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah pelaku usaha di kawasan wisata Tawangmangu mengeluh karena sejumlah tamu memutuskan menunda maupun membatalkan kunjungan karena khawatir terhadap bencana alam.

"Saya menyayangkan cara bermedia sosial. Saya harap lebih bijaksana. Misal, Kali Samin dalam kondisi arus air deras difoto. Ya kalau hujan lalu aliran air kali deras kan wajar. Jangan terburu-buru membagikan hal yang belum pasti," ungkapnya.

Ternyata Desa Tertua di Indonesia ada Di Klaten Lur, Usianya 1.154 Tahun

Dia berharap warga internet dapat membagikan informasi tentang bencana alam menggunakan kalimat yang lebih bijak. Dia mencontohkan informasi kebencanaan disisipi kalimat agar masyarakat waspada dan bukan ketakutan.

"Yang dishare justru kalimat kehati-hatian, kewaspadaan, disiplin, cermat. Bukan gambar-gambar yang saya kira menakut-takuti seolah situasi dramatis. Bantu semua dengan mengingatkan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya