SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, JOGJA-Selama 10 tahun terakhir, pro dan kontra mengenai efek mengkonsumsi susu terus bergulir. Adapun dari penelitian terbaru, diketahui minum susu lebih dari tiga gelas sehari tidak dapat melindungi tulang dari kerusakkan, bahkan dapat berakhir pada kematian.

Peneliti menemukan gula yang terkandung dalam susu itulah yang dapat mengakibatkan sel mengalami radang atau stres yang akhirnya berbahaya bagi tubuh. Namun, sementara ini ilmuwan Swedia tersebut tidak dapat membuktikan jika penelitiannya dapat membuktikan sebab dan akibat secara detil. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui batas aman mengkonsumsi susu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Secara umum, susu direkomendasikan untuk mengantisipasi risiko patah tulang. Sebab susu mengandung kalsium dan vitamin D, zat yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan tulang. Namun selama satu dekade ini muncul dualisme manfaat susu. Sebagian menyebutkan susu baik untuk menghindari serangan jantung dan stroke tapi ada juga pihak yang menyatakan sebaliknya.

Profesor Karl Michaëlsson dari Universitas Uppsala, Swedia memimpin tim untuk menginvestigasi mengenai dampak  buruk dari gula laktosa dan galaktosa antara susu tinggi kalsium dengan susu yang lebih rendah kalsium untuk keseharian.

Dalam uji coba untuk hewan, diketahui susu tinggi kalsium berdampak buruk bagi perkembangan sel, baik untuk memperbaiki sistem imun dan awet muda.

Selain itu, tim peneliti juga melakukan riset mengenai konsumsi susu di Swedia. Responden dibedakan menjadi dua kelompok, 61.433 perempuan dan 45.339 laki-laki di Swedia yang secara rutin mengkonsumsi susu. Peneliti menyebarkan kuesioner mengenai 96 jenis makanan yang mengandung susu, yogurt dan keju.

Lewat riset ini terungkap dari seluruh responden perempuan sekitar 20 tahun, 15.541 orang meninggal, 17.252 orang mengalami patah tulang dan 4.259 orang patah tulang pinggul. Khusus untuk responden perempuan dapat diketahui jika mengkonsumsi susu secara rutin dapat memutus risiko mengalami patah tulang.

Bahkan, perempuan yang minum susu lebih dari tiga gelas sehari (setara dengan 680 ml) memiliki risiko kematian dua kali lipat lebihi besar daripada perempuan yang hanya minum susu sebanyak 60 ml per hari.

Di kalangan laki-laki, pada kisaran usia 11 tahun, terdapat 10.112 kasus kematian, 5.066 orang patah tulang dan 1.166 patah tulang piggul. Tingkat kematian laki-laki yang mengkonsumsi susu lebih tinggi. Namun, jumlahnya masih lebih rendah daripada angka kasus kematian pada perempuan.

Secara kontras, justru mengkonsumsi makanan mengandung susu yang rendah laktosa seperti yogurt dan keju memiliki risiko kematian dan patah tulang lebih rendah. Kasus ini terbanyak ditemukan untuk perempuan. Kendati demikian, imbuh Profesor Karl Michaëlsson, belum dapat dipastikan 100% susu rendah laktosa memiliki dampak negatif. Masih diperlukan kajian lebih lanjut.

Prof. Sue Lanham-New selaku Head of the Departement of Nutritional Sciences, University of Surrey mengatakan kajian tersebut memiliki sejumlah kelemahan, seperti metode penelitian yang kurang. Sebab kajian masih berkisar pada kebiasaan atau gaya hidup dan berat badan responden.

“Susu di Swedia justru dapat memberikan perlindungan karena mengandung vitamin A. Suatu zat yang dibutuhkan untuk tubuh,” terangnya seperti dikutip dari Dailymail.

Selain itu, susu dan produk olahan lain di UK mensuplai kebutuhan kalsum untuk diet sebanyak 50-60%. Kebutuhan ini terbilang tinggi karena masyarakat menyadari kurang kalsium dapat menimbulkan osteoporosis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya