SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19. (Antara/Rony Muharrman)

Solopos.com, SOLO — Sebuah unggahan menyebutkan ruqyah (rukiah) bisa menjadi obat Covid-19 yang disebabkan virus Corona SARS-Cov2. Benarkah demikian?

Klaim itu disampaikan oleh situs problematikaumat.com. Situs itu menyajikan informasi tentang pandangan atas permasalahan umat Islam dengan sistem tanya jawab.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam unggahan yang dibuat pada 6 April 2020, situs ini menyebutkan ruqyah bisa menjadi obat virus corona. Tulisan itu diunggah oleh Abu Ismail Rijal. Redaksi situs itu menerima sebuah pertanyaan dari pembaca.

“Di tengah kesibukan masyarakat dunia berlomba mencari vaksin Covid-19 atau obat yng paling sesuai untuk mengobati covid-19, Avigant atau lainnya, terbersit pertanyaan apakah Al Qur’an bisa menjadi obat untuk penderita Corona?” tanya pembaca.

Sementara itu, redaksi problematikaumat.com, lalu menjawab. “Dengan penuh keyakinan kita Katakan: Al Qur’an adalah obat semua penyakit. Baik penyakit hati atau penyakit badan, termasuk virus Corona biidznillah.”

Situs itu menjelaskan pengobatan menggunakan Al Qur’an untuk Covid-19 dilakukan dengan ruqyah yakni meniup dengan sedikit percikan ludah ketika ruqyah. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Al-Bukhari no. 5749, kitab Ath-Thibb, bab An-Nafats fir Ruqyah.

Ruqyah untuk Covid-19 dilakukan dengan mengambil faedah surat Al-Fatihah yang mustahab untuk dibacakan kepada orang yang disengat binatang berbisa dan orang sakit.

Hoaks Tak Ada Corona di Klaten, Cek Faktanya!

Cek Fakta

Penelusuran Solopos terkait klaim tersebut tidak ditemukan satupun bukti ilmiah yang mendukungnya. Klaim ini sama seperti klaim bahwa doa Qunut bisa menghindarkan orang tertular virus corona. Sama juga dengan klaim seperti berwudhu mencegah seseorang tertular Covid-19. Klaim-klaim itu hingga kini belum terbukti secara ilmiah.

Sementara itu, hasil riset yang dilakukan peneliti dari Universitas Padjajaran Bandung, Uus Rustiman dan Titin Nurhayati dalam Jurnal Al-Ibanah Volume 05 No. 02, menyebutkan Nabi Muhammad SAW melakukan tiga pendekatan dalam penanganan wabah yang pernah terjadi pada zamannya. Pendekatan itu meliputi preventif, kuratif, dan spiritual persuasif.

Pendekatan itu disampaikan dalam riset bertajuk “Naskah Kuno Arab Ath Thibbun Nabawi; Model Kebijakan Rasulullah SAW dalam Ikhtiar Menghadapi Wabah Karya Imam Adz Dzahabi Abad Ke-13.” Dalam riset tersebut disebutkan pendekatan preventif dilakukan dengan metode yang sama seperti yang dilakukan pemerintah hari ini. Misalnya dengan melakukan social distancing, physical distancing, lockdown, self isolation, dan stay at home.

“Rasulullah juga menganjurkan untuk isolasi bagi yang sedang sakit dengan yang sehat agar penyakit yang dialaminya tidak menular kepada yang lain,” tulis Uus Rustiman.

Berikutnya pendekatan kuratif. Nabi Muhammad SAW berulang kali menyebutkan seseorang yang sakit dianjurkan mengonsumsi madu dan kurma. Namun, terkait Covid-19, kemanjuran keduanya mesti harus melalui sejumlah tahapan uji sebagaimana lazimnya obat dibuat.

Uus dan Titin menyebutkan pendekatan ketiga yang dipakai Nabi Muhammad SAW adalah pendekatan spiritual persuasif. Secara praktik, pendekatan menganjurkan umat untuk memperbanyak ibadah, zikir, dan doa kepada Allah SWT.

Cek di Sini! Ini Gejala Covid-19 pada Anak yang Kerap Disepelekan Orang Tua

Pendekatan Satgas Covid-19 Nasional

Ketiga pendekatan ini sebetulnya sama seperti pendekatan yang dipakai Satgas Penanganan Covid-19. Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, pada berbagai kesempatan berulang kali mengajak masyarakat wajib iman, aman, dan imun. Iman dilakukan dengan beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Lalu, imun dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan minum vitamin.

Terakhir, aman dilakukan dengan disiplin melakukan protokol kesehatan 3M. Protokol ini meliputi memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Selain itu, masyarakat juga diwajibkan sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir selama 20 detik.

Tak hanya itu, prosesi ruqyah yang dilakukan dengan meniup udara dengan sedikit percikan ludah justru berpotensi menularkan virus corona. Center for Disease and Prevention (CDC) menyebutkan penularan virus SARS-CoV-2 umunya terjadi melalui droplet yang keluar saat bersin, batuk, atau berbicara. Penularan juga terjadi saat menyentuh benda-benda yang terkontaminasi virus.

Hingga kini, belum ditemukan satupun obat yang terbukti efektif mengobati Covid-19. Pengobatan yang kini dilakukan tim medis di rumah sakit adalah mengobati gejala pasien. Misalnya, pasien demam diberikan obat menurunkan demam.

Berdasarkan analisis tersebut, klaim bahwa ruqyah bisa mengobati Covid-19 merupakan klaim sesat. Hal ini termasuk hoaks dengan kategori misinformasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya