SOLOPOS.COM - Ilustrasi Covid-19 Delta Plus. (Dok. Bisnis)

Solopos.com, SOLO-Seorang profesor ilmu biologi di Universitas Siprus dan kepala Laboratorium Bioteknologi dan Virologi Molekuler di Siprius, Leondios Kostrikis, mengklaim telah menemukan varian baru Covid-19 yang disebut Deltacron. Strain Covid-19 ini menggabungkan Delta dan Omicron yang ditemukan di Siprus,

Urutan dari 25 kasus varian baru Covid-19 Deltacron ini telah dikirim ke GISAID, database internasional yang melacak perubahan virus, pada Jumat (7/1/2022) lalu. Menurut dia sebanyak 11 pasien dirawat di rumah sakit sementara 14 lainnya tidak menjalani perawatan di rumah sakit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya varian baru Covid-19 Deltacron ini merupakan gabungan Delta dan Omicron.  “Saat ini ada koinfeksi Omicron dan Delta dan kami menemukan strain ini yang merupakan kombinasi dari keduanya,” kata Kostrikis dalam sebuah wawancara dengan Sigma TV Fr dilansir dari Bloomberg dan Bisnis.com pada Senin (10/1/2022).

Baca Juga: Jalani Karantina di Rumah Sakit, Begini Keadaan Ashanty Saat Ini

Ekspedisi Mudik 2024

Namun, pakar kesehatan telah membantah klaim bahwa varian Covid-19 baru bernama Deltacron telah muncul yang merupakan hibrida dari strain Delta dan Omicron. Para ilmuwan percaya kontaminasi di laboratorium kemungkinan besar penyebabnya.

Dokter penyakit menular Dr Krutika Kuppali, yang bekerja di Organisasi Kesehatan Dunia, hanya mengatakan Deltacron tidak nyata. “Deltacron tidak nyata dan kemungkinan karena artefak pengurutan [kontaminasi lab dari fragmen urutan Omicron dalam spesimen Delta]. Jangan gabungkan nama-nama penyakit menular dan serahkan pada ahlinya,” tegasnya.

Sementara itu, ahli virologi Imperial College Dr Tom Peacock  mengatakan sekuens varian Deltacron  Siprus yang dilaporkan oleh beberapa media besar terlihat jelas merupakan kontaminasi, mereka tidak mengelompok pada pohon filogenetik dan memiliki seluruh amplikon pengurutan primer Artic dari Omicron dalam jika tidak, tulang punggung Delta.

Baca Juga: Makanan yang Baik Dikonsumsi Saat Terinfeksi Omicron

“Sekuens delta dengan mutasi aneh pada amplikon 72 telah muncul selama berabad-abad [misalnya penyisipan Delta + Mu NTD]. Namun mereka selalu menunjukkan pola non-monofiletik ini dan hampir selalu lebih mudah dijelaskan oleh masalah primer ini yang semakin parah. pencemaran tingkat rendah,”  paparnya.

Itu terjadi setelah varian baru Omicron yang sangat menular memicu rekor jumlah kasus di seluruh Inggris, dan pembatasan baru di setiap negara kecuali Inggris. Pakar kesehatan global, Boghuma Kabisen Titanji, juga mengungkapkan keraguannya tentang klaim tersebut, dengan mengatakan kepada publik tolong menafsirkan dengan hati-hati.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Tes Antigen Tak Bisa Deteksi Omicron Di Awal Infeksi

“Informasi yang tersedia saat ini menunjukkan kontaminasi sampel yang bertentangan dengan rekombinasi sejati dari varian Delta dan Omicron. Dengan tingkat penularan #SARSCoV2 yang tertinggi sepanjang waktu secara global, kemungkinan rekombinasi sedang terjadi dan dapat naik ke tingkat yang membuat kita mulai lebih sering menangkap peristiwa ini. Apakah ini akan mengarah pada varian yang lebih mengkhawatirkan? Itu mungkin tapi tidak ada yang tahu,” ujarnya dilansir dari Metro.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya