SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Harian Jogja-Reuters)

Solopos.com, JAKARTA -- Meski babak belur terdampak pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia dinilai lebih siap menghadapi wabah ini daripada saat krisis ekonomi 1998.

Salah satunya bisa dilihat pada sistem perbankan dan keuangan di Tanah Air. Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah, mengungkapkan pemerintah dan otoritas terkait sangat cepat mengantisipasi kondisi ini. Otoritas dimaksud yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menjelaskan tidak sampai satu bulan sejak ditemukannya kasus pertama di dalam negeri, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan.

2 Bulan PSBB, Jokowi Akui Bansos Corona Baru Disalurkan 25%

"Pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal, kemudian BI dan OJK dari sisi moneter. Inilah yang menurut saya yang sangat membedakan dengan 1998," tegas Piter dalam webinar bersama OJK dan Bisnis Indonesia, Jumat (15/5/2020), seperti dikutip Bisnis.com.

Bahkan, pemerintah saat ini telah memiliki perppu untuk penanganan wabah dan dampak Covid-19 terhadap perekonomian.

Secara kelembagaan, dia melihat infrastrukturnya sudah lengkap dibandingkan pada krisis 1998. Indonesia saat ini telah memiliki OJK dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Netflix dan Spotify Bakal Kena Pajak Mulai 1 Juli 2020, Berapa Besarnya?

OJK sendiri telah menyiapkan skema restrukturisasi kredit sehingga dunia usaha yang terdampak bisa bertahan. Alhasil, Piter lebih optimistis kondisi pandemi Covid-19 saat ini dapat ditangani dengan baik.

Di sisi lain, dampak pandemi Covid-19 tampak nyata pada angka pertumbuhan ekonomi triwulan I/2020 atau pada Januari-Maret 2020. Maret 2020 adalah awal kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia.

Catatan Pertumbuhan Ekonomi

Pada triwulan I/2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 2,97%. Padahal, pada triwulan I/2019 perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,07%.

Warga Serbu Mal di Solo, Pihak Mal Tetapkan Aturan Ini untuk Cegah Penularan

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan secara triwulan atau dibandingkan dengan triwulan IV/2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 2,41%.

"Triwulan I/2019 masih tumbuh 5,07%, sekarang [triwulan I/2020] pertumbuhan 2,97%," kata dia, Selasa (5/5/2020).

 

Menurut Suhariyanto, perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak hanya dialami oleh Indonesia. Sejumlah negara mengalami hal yang sama akibat menerapkan kebijakan lockdown untuk membendung penyebaran virus corona.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I/2020 jelas jauh lebih baik daripada kondisi saat krisis 1998. Ketika itu, perekonomian Indonesia bahkan tidak tumbuh alias minus. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 1998 adalah -13,1%. Selain itu, kekacauan terjadi di mana-mana. Jadi benarkah Indonesia lebih siap?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya