SOLOPOS.COM - Aksi demo mahasiswa di Kota Semarang pada Senin (11/4/2022). (Solopos.com-Dickri Tifani Budi)

Solopos.com, SEMARANG — Aksi unjuk rasa atau demo pada 11 April 2021 digelar mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Meski demikian, ada satu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampus perguruan tinggi di Kota Semarang yang enggan terlibat dalam aksi unjuk rasa atau demo, yakni BEM Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata.

BEM Unika Soegijapranata menyatakan sikapnya untuk tidak terlibat dalam aksi demo pada 11 April maupun pada demo susulan yang rencana digelar pada Rabu (13/4/2022). Informasi yang diterima Solopos.com, mahasiswa di Semarang yang tergabung dalam BEM Semarang Raya akan menggelar demo susulan pada 13 April nanti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua BEM Unika Soegijapranata Semarang, William Sendy Setiawan, menyatakan organisasinya memilih tidak mengikuti demo. Alasannya, pihaknya bersikap netral dan memilih untuk tidak memihak manapun. Artinya, BEM Unika Soegijapranata tidak pro pemerintah maupun pro salah satu pihak.

Baca juga: Ricuh! Demo Mahasiswa di Semarang Tolak Jokowi 3 Periode

“Kami bersikap netral dan tidak memihak siapapun dan tidak akan ikut serta dalam demo,” ujar William saat dihubungi Solopos.com melalui pesan singkat, Senin (11/4/2022).

William mengatakan ia bersama rekan-rekannya percaya dalam mengkritisi suatu masalah harus mengerti lebih dalam duduk persoalan. Setelah itu, melakukan pengkajian untuk mencari kelebihan dan kekurangan kebijakan tersebut.

Pihaknya juga mengatakan unjuk rasa tidak harus dilakukan dengan terjun ke lapangan, tapi bisa dengan memanfaat media sosial untuk menyampaikan aspirasi. Hal itu, menurutnya, menjadi langkah untuk menekan risiko kerusuhan dan bentrokan di tengah massa aksi.

“Menyuarakan sesuatu tidak harus dengan berdemo atau unjuk rasa, namun di era digital seperti ini bisa melalui medsos dengan berbagai media. Pastinya, menurunkan risiko adanya kerusuhan dan bentrokan yang bisa saja menelan korban jiwa,”ucapnya.

Baca juga: Demo 11 April di Kantor Gubernur Jateng Diwarnai Aksi Bakar Ban

Saat ditanya apakah BEM Unika sudah memiliki kajian sendiri atau ketika tidak berdemo akan melakukan hal apa, William mengaku BEM-nya belum melakukan kajian permasalahan yang akan diangkat oleh BEM lainnya. Tetapi, pihaknya masih tetap memilih netral.

“Sementara ini belum ada (kajian), karena kami memilih tidak memihak siapapun atau karena kami memilih netral kami tidak akan mengambil tindakan apa pun,”pungkasnya.

Sementara itu, demo 11 April di Kota Semarang digelar puluhan mahasiswa di depan Kantor Gubernur Jateng. Unjuk rasa itu diwarnai pembakaran ban di tengah jalan oleh peserta aksi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya