SOLOPOS.COM - Suasana pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SMPN 4 Sragen, Senin (6/9/2021). (Istimewa-Nining Kristanti)

Solopos.com, SRAGEN — Sebagian besar orang tua siswa di tiga sekolah di Sragen menyetujui pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas yang mulai diselenggarakan Senin (6/9/2021).

Kepala SMPN 1 Sragen, Wiyono, mengatakan PTM terbatas diawali dengan pembagian kuesioner kepada orang tua/wali siswa. Mereka sudah membuat surat pernyataan mengizinkan atau tidak anak mereka mengikuti PTM terbatas.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hasilnya, sebanyak 98,9% orang tua dari 667 siswa mengizinkan anaknya mengikuti PTM terbatas di sekolah.

Baca juga: 1.365 Sekolah di Sragen Siap Gelar PTM Terbatas Mulai Senin Besok

Wiyono yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala SMPN 1 Karangmalang menyebut artusias orang tua menyambut PTM terbatas cukup tinggi. Hasil pengisian angket menunjukkan 95,7% orang tua dari 755 siswa SMPN 1 Karangmalang menyetujui anaknya mengikuti PTM terbatas di sekolah.

Wiyono menegaskan menyetujui PTM terbatas atau tidak adalah hak dari masing-masing orang tua. Dia memaklumi alasan orang tua yang tidak menyetujui PTM terbatas karena khawatir dengan potensi penyebaran Covid-19.

Bagi orang tua yang tidak setuju PTM terbatas, anak mereka tetap dilayani dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring.

“Jadi, dalam satu waktu, guru memikul tiga beban sekaligus. Pertama dia harus mengampu PTM terbatas di kelas. Kedua dia harus melayani PJJ untuk siswa yang tidak diizinkan ortunya mengikuti PTM terbatas. Ketiga, guru harus melayani siswa yang diizinkan ortu mengikuti PTM terbatas namun harus mengikuti PJJ di rumah. Sebab PTM terbatas hanya boleh diikuti maksimal 16 siswa, sehingga sisanya PJJ di rumah,” terang Wiyono saat ditemui Solopos.com di SMPN 1 Sragen.

Baca juga: 153 Pedagang Malam Gairahkan Ekonomi di Pasar Gemolong 2 Sragen

Sesuai petunjuk dan teknis (juknis), PTM terbatas hanya diikuti separuh dari jumlah siswa di tiap sekolah. Dalam sepekan, masing-masing siswa hanya tiga kali mengikuti PTM terbatas di kelas. Masing-masing kelas hanya berisi maksimal 16 siswa dengan durasi belajar di sekolah selama tiga jam.

Tak Boleh Naik Kendaraan Umum

Dalam tiga jam itu, terdapat enam mata pelajaran yang diajarkan guru. Siswa diwajibkan berangkat sendiri ke sekolah dengan sepeda atau diantar oleh orang tua siswa. Mereka tidak diperkenankan naik kendaraan umum atau ojek untuk pulang dan pergi sekolah.

“Untuk jadwal masuk kelas kami kasih jeda selama 20 menit supaya tidak menimbulkan kerumunan. Kelas VII berangkat lebih dulu, disusul Kelas VIII dan dilanjutkan Kelas IX. Jaraknya 20 menit. Begitu pula dengan jadwal pulang,” papar Wiyono.

Baca juga: Bawa Kabur Sepeda Tetangga, Warga Sumberlawang Sragen Diringkus Polisi

Senada dikatakan Kepala SMPN 4 Sragen, Nining Kristanti. Dari 667 orang tua/wali siswa, sebanyak 662 orang atau 99% menyetujui anaknya mengikuti PTM terbatas. Menurutnya, PTM terbatas dilaksanakan dengan protokol kesehatan secara ketat.

“Siswa duduk pada bangku yang berjarak 1 meter. Selama waktu istirahat, mereka tidak diperkenankan keluar kelas. Mereka bisa makan bekal yang dibawa dari rumah,” ucap Nining.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya