SOLOPOS.COM - Sejumlah sepeda motor terparkir di kawasan Taman Kridoanggo Sragen, Kamis (9/9/2021). Meski taman ini masih resmi ditutup, pengujung taman terpantau cukup ramai. (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Pada pertengahan 2020 lalu, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Sragen membuka tiga taman untuk umum setelah lebih dari tiga bulan ditutup total. Tiga taman yang dibuka itu adalah Taman Kridoanggo, Taman Sukowati dan Edupark Gemolong.

Tiga taman itu kemudian ditutup pada Juni 2021 seiring meningkatkan kasus positif Corona di Bumi Sukowati. Meski pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Sragen sudah turun ke level 3, Kementerian Dalam Negeri belum mengizinkan pembukaan fasilitas umum seperti taman.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Baca Juga: Kejayaan Masa Lalu Jadi Pelecut Semangat Partai Demokrat Sragen Raih Kemenangan di 2024

Ekspedisi Mudik 2024

Hingga kini, Kamis (9/9/2021), Taman Kridoanggo yang dibangun dengan dana senilai Rp1,9 miliar pada 2015 itu masih resmi ditutup untuk umum. Sejumlah spanduk dan poster berisi pengumuman penutupan taman yang dikonsep menyerupai Taman Bungkul Surabaya itu masih terpasang di lokasi. Bahkan, akses masuk taman itu sebagian masih ditutup oleh beberapa batang bambu.

Akan tetapi, masih ada warga yang nekat menerobos masuk area taman. Sebagian pengunjung asyik bercengkrama di dalam taman. Tampak sebagian dari mereka terpantau tidak memakai masker.

“Dalam beberapa hari terakhir, kondisi taman sudah mulai ramai. Tapi, untuk malam hari masih sepi karena sebagian besar lampu masih dimatikan,” papar Hartono, 49, warga Ngrampal, Sragen, saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Taman Kridanggo didesain tanpa pagar pada bagian tepi. Oleh sebab itu, warga bisa lebih leluasa masuk ke area taman. Berbeda dengan Taman Sukowati dan Edupark Gemolong yang sudah dilengkapi pagar di sekelilingnya.

Baca Juga: Simpan 300 Pil Berbahaya, Pemuda Tanon Sragen Ngaku Beli di Marketplace

Mulai ramainya taman ternyata disambut positif kalangan pedagang kaki lima. Mereka mulai membuka lapak mereka kembali di sekitar Taman Kridoanggo. Mereka pun meraih untung dari keramaian Taman Kridoanggo akhir-akhir ini.

“Akan lebih baik jika ada pengawasan secara lebih intesif dari pihak terkait. Kalau memang belum dibuka, ya warga tidak diperkenankan masuk. Tapi, nasib para pedagang di sekitar taman nanti bagaimana. Padahal, kelangsungan hidup mereka tergantung keramaian taman. Kalau sudah begini, pemerintah jadi serba salah,” seloroh Supriyadi, 49, salah seorang pengunjung asal Sidoharjo, Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya