SOLOPOS.COM - Asap mengepul dari Gunung Lawu di Desa Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar, Selasa (8/10/2019). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu wilayah Dusun Plalar, Desa Tengklik, Tawangmangu, Karanganyar, sudah berlangsung selama empat hari sejak Senin (21/10/2019) hingga Kamis (24/10/2019).

Namun bukannya padam, kebakaran itu malah meluas. Informasi yang dihimpun Solopos.com dari Perum Perhutani KPH Surakarta, api terpantau kali pertama pada Senin (21/10/2019) pukul 21.30 WIB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kebakaran terjadi di Petak 63B Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tambak Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara. Petugas Perhutani, sukarelawan, TNI/Polri, dan warga sekitar berupaya memadamkan api pukul 22.00 WIB.

Kepulan asap muncul lagi Selasa (22/10/2019) pagi. Mereka kembali naik untuk memadamkan api hingga Kamis. Menurut informasi, titik api yang terlihat pada Senin malam berbeda dengan yang terlihat pada Kamis.

Jenazah Berpakaian Pengantin Bawa Boneka Di Bong Mojo Solo Bikin Merinding

Titik api pada Senin terpantau di lokasi yang disebut Mbedali. Material di Mbedali habis terbakar sehingga titik api pada Kamis bergeser ke arah timur laut sejauh satu kilometer.

Api melintasi jurang yang dikenal orang wilayah Gonjang-Ganjing. Diduga bara api terbawa angin. Sejumlah pihak berupaya memadamkan api sejak Senin.

Mereka meliputi Perum Perhutani KPH Solo, Masyarakat Peduli Api (MPA), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), sukarelawan gabungan beberapa organisasi, Tim SAR, BPBD Karanganyar, TNI/Polri, Lawu Trail Community (LTC), warga sekitar, dan lain-lain.

Seratusan orang berupaya memadamkan api di Plalar. Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Surakarta, Muhammad Farkhan Masykur, menuturkan proses pemadaman terkendala angin kencang dan medan hutan di Dusun Plalar terjal dan curam.

Jarak gapura Dusun Plalar dekat permukiman warga menuju hutan yang terbakar cukup jauh, kurang lebih empat kilometer. Petugas harus berjalan kaki selama satu jam karena medannya tak bisa dilewati kendaraan.

Kuota Lowongan CPNS Sragen 2 Kali Lipat Dari Usulan, Kok Bisa?

Rata-rata yang terbakar adalah semak dan alang-alang kering. "Yang di sini sementara 20 hektare yang terbakar. Ini masih menyala, masih proses pemadaman. Skenario kami bikin ilaran untuk menyekat api agar tidak melebar dan merambat lagi," kata Farkhan saat berbincang dengan wartawan di lokasi, Kamis.

Farkhan mengungkapkan kendala yang dihadapi petugas yakni angin kencang, akses ke lokasi susah, dan proses pemadaman tidak bisa sampai malam karena medan berat dan bahaya saat gelap.

Farkhan menyebut kebakaran hutan di Plalar mengarah ke objek wisata Pringgodani dan tidak mengarah ke jalur pendakian. Berbeda dengan kebakaran hutan di Desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi, petak 63A-1 RPH Nglerak BKPH Lawu Utara.

Lahan yang terbakar 10 hektare. Titik api kali pertama juga diketahui pada Senin pukul 10.00 WIB. Farkhan menyampaikan kebakaran di Anggrasmanis mengarah ke pos 2 jalur pendakian Candi Ceto.

Lucu & Menohok! Adian Napitupulu Komentari Prabowo Subianto Jabat Menhan

"Medannya lebih mudah di Ceto. Kami buat dua pos di Ceto dan Babar. Di sini ada 485 sukarelawan, petugas Perhutani, TNI/Polri yang bekerja sejak Rabu pukul 04.00 WIB. Mereka membikin ilaran, sekat bakar mengelilingi api," ujar dia.

Asisten Perhutani (Asper) BKPH Lawu Utara, Widodo, pada Rabu (23/10/2019) malam, menyampaikan pemadaman dilakukan pada ketinggian kurang lebih 1.754 mdpl. Kondisi Rabu malam angin kencang dan ketinggian api mencapai 10 meter hingga 15 meter.

Sementara itu, Camat Tawangmangu, Rusdiyanto, menyampaikan seluruh sukarelawan yang berjibaku memadamkan api sejak Selasa hingga Kamis pagi ditarik turun. Mereka digiring ke Puskesmas Tawangmangu untuk mendapatkan pemeriksaan medis.

Rata-rata mereka sudah mengeluh batuk dan sesak napas diduga karena menghirup asap bekas kebakaran hutan.

"Sukarelawan semua cek kesehatan di puskesmas Kamis pagi. Tidak dipungut biaya. Kami bekerja sama dengan Puskesmas Tawangmangu. Kami minta mereka cek kesehatan memastikan kondisi fisik. Enggak memungkinkan bawa medis naik. Saya dapat informasi ada yang diberi oksigen," tutur dia saat ditemui wartawan di lokasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya