SOLOPOS.COM - Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat jumpa pers dengan wartawan di ruang rapat Bupati Sragen, Kamis (20/2/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Petahana Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati sudah mengantongi rekomendasi dari PDI Perjuangan untuk maju sebagai calon bupati (cabup) di Pilkada Sragen 2020. Yuni dijodohkan dengan politikus dari PKB, Suroto, yang menjadi calon wakil bupati untuk mendampinginya.

Yuni sebenarnya telah mengetahui kalau pasangannya di Pilkada Sragen 2020 adalah pada Minggu (16/2/2020) saat diundang ke DPP PDIP. Yuni mengaku kaget dengan keputusan perjodohan dari PDIP itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lagi! 5 Peserta Tes CPNS Pakai Joki, Ternyata Ada Agennya

Keputusan DPP PDIP tentang Yuni-Suroto itu diperkuat dengan pengumuman rekomendasi di DPP pada Rabu (19/2/2020) lalu. Saat akan menjelaskan kekagetannya itu, Yuni menghela nafas sebentar.

Sebagai kader yang baru saja mendapat pengampunan dari PDIP, Yuni harus menerima realitas itu. Tidak ada penjelasan dari partai tentang pilihan Suroto itu. Yuni teringat saat mengikuti fit and proper test sebagai calon bupati (cabup) di DPD PDIP Jateng beberapa waktu lalu.

Saat ia diwawancarai Sekretaris DPD PDIP Jateng Bambang Kusriyanto, Yuni mengaku sebenarnya ingin kembali berpasangan dengan wakil bupati yang saat ini masih mendampinginya, yakni Dedy Endriyatno dari PKS.

Gerindra Buka Peluang Usung Calon Penantang Sri Mulyani Di Pilkada Klaten

"Saat itu, Pak Bambang Krebo tanya tentang siapa usulan saya untuk cawabup. Saya menjawab Mas Dedy [Dedy Endriyatno]. Pertimbangannya, wabup itu harus nyambung dan nyekrup serta sebagainya. Tetapi apa pun keputusan dan garis partai yang diambil, saya jawab siap," kisah Yuni di Kantor Dinas Bupati, Kamis (20/2/2020).

Keputusan partai ternyata memang tidak sesuai dengan keinginan Yuni. Setelah ada keputusan partai, Yuni mau tak mau harus segera membangun chemistry dengan Suroto. Yuni mengaku sebagai orang yang mudah beradaptasi tetapi tidak ingin bereuforia berlebihan setelah mendapatkan rekomendasi dari PDIP.

"Bagi saya, rekomendasi ini menjadi salah satu cara untuk meneruskan visi misi saya yang belum tuntas untuk membangun Sragen lebih baik. Saya dan Pak Suroto sama-sama dewasa dan bisa melakukan sama-sama dalam konteks yang lebih besar untuk Sragen bukan kepentingan pribadi," katanya.

BDSM Bakal Dilarang Negara, Ini Ciri-Ciri Anda Termasuk Masokis!

Yuni siap berhadapan jika Dedy maju sebagai lawannya dalam Pilkada Sragen 2020. Secara personal dan pribadi, Yuni masih berkomunikasi dengan Dedy dan masih terus meneruskan visi misi sampai Mei 2021.

"Saya harap jangan sampai hubungan saya dengan Mas Dedy rusak hanya karena urusan politik. Kendati harus head to head tetapi tetap sedulur selawase. Sampai sekarang, saya masih berkirim pesan Whatsapp sehari sampai lima kali untuk segala urusan atau sekadar say hello. Misalnya tadi pagi, sudah sampai Jakarta, mas," katanya.

Sementara cawabup Suroto pun tetap menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai wakil rakyat. Ia enggan bercerita banyak tentang rekomendasi Yuni-Suroto.

Ia menyerahkan langkah selanjutnya sepenuhnya kepada Yuni. "Saya belum pegang rekomendasi. Nanti dari PKB juga akan turun rekomendasi. Saya hanya cawabup. Mbak Yuni yang berwenang sebagai cabup," katanya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (21/2/2020) sore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya