SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Karanganyar yang masih bertahan di Jabodetabek menggalang donasi dan membagikan paket sembako kepada warga Karanganyar terdampak Covid-19, Jumat (8/5/2020). (Istimewa/Dokumentasi FKKKB)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Sebanyak 5.000 orang warga Karanganyar yang masih bertahan di Jabodetabek menyambung hidup dengan menggalang donasi dari sesama warga Karanganyar.

Wonogiri Tanpa Kasus Covid-19 dalam 15 Hari Terakhir, Ini Kata Bupati Jekek

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah pusat maupun pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) hingga Rabu (13/5/2020). Informasi yang dihimpun Solopos.com, puluhan ribu orang warga Karanganyar merantau ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Dari jumlah itu, 35.000-40.000 orang berstatus perantau musiman. Mereka merantau ke Jabodetabek setelah panen raya di kampung halaman. Rata-rata mereka bekerja sebagai buruh bangunan, penjual makanan, pedagang sayur, dan lain-lain. Mereka berada di Jabodetabek selama dua bulan kemudian pulang lagi ke kampung halaman.

Pasien Covid-19 Wonogiri Sembuh Bertambah, Tinggal 2 Orang Dirawat

Dari 35.000-40.000 orang itu, 5.000 orang masih bertahan di Jabodetabek. Mereka tidak bisa pulang ke Karanganyar karena kebijakan PSBB dan larangan mudik. Padahal kondisi mereka di Jabodetabek saat ini tidak lebih baik. Ketua Umum Paguyuban Warga Karanganyar (Pagaranyar), Sukirdi Suryo, menuturkan 600 orang Karanganyar dari total 5.000 orang yang masih bertahan di Jabodetabek itu terdampak Covid-19.

Sejumlah warga Karanganyar yang masih bertahan di Jabodetabek menggalang donasi dan membagikan paket sembako kepada warga Karanganyar terdampak Covid-19, Jumat (8/5/2020). (Istimewa/Dokumentasi FKKKB)
Paket sembako ke warga Karanganyar terdampak Covid-19, Jumat (8/5/2020). (Istimewa/Dokumentasi FKKKB)

Mereka tidak memiliki penghasilan, omzet turun 70%-80%, dan terancam tidak memiliki tempat tinggal menjelang Hari Raya Idulfitri karena bekerja sebagai buruh bangunan.

Sukirdi menyampaikan melalui paguyuban berupaya mencari bantuan dari pemerintah pusat maupun pemerintah DKI Jakarta dari sejumlah program yang diluncurkan. Tetapi nihil. Padahal sejumlah warga Karanganyar yang sudah lama menetap di DKI Jakarta itu sudah mengantongi KTP DKI Jakarta. Tetapi menurut Sukirdi, sejumlah pihak masih melabeli mereka sebagai perantau.

UU Minerba Baru Untungkan 7 Perusahaan Batu Bara, Termasuk Adaro

"Rata-rata perantau dari Karanganyar itu memiliki pekerjaan informal dan perantau musiman. Mereka terdampar di sini karena larangan mudik. Mungkin status ekonomi di Karanganyar bagus, tetapi di sini belum tentu. Mereka mengontrak dengan biaya bulanan atau bahkan tidur di bedeng bangunan kalau bekerja sebagai buruh bangunan. Mereka ini [buruh bangunan] yang terancam tidak memiliki tempat tinggal," kata Sukirdi saat dihubungi Solopos.com, Rabu (13/5/2020).

Warga Ber-KTP Karanganyar Terdampak

Pagaranyar bersama 11 komunitas lain di Jabodetabek bersatu membentuk Forum Komunikasi Komunitas Karanganyar Bersatu (FKKKB). Mereka mengakses bantuan ke Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Jateng, Kementerian Sosial, dan pihak lain yang menjanjikan bantuan sosial. Tetapi nihil. Gabungan komunitas itu akhirnya memutuskan menggalang donasi dari sesama warga Karanganyar yang sukses membangun usaha di Jabodetabek maupun yang berada di Kabupaten Karanganyar.

"Iya, dapat bantuan dari Pak Bupati. Saya sowan ke sejumlah orang Karanganyar yang sukses membangun usaha. Mereka punya 8.000an pegawai. Tetapi kondisinya sama saja. Mereka terpaksa merumahkan pegawai dan bingung membayar THR. Kami menggalang donasi lewat CSR maupun peroarangan di Jabodetabek dan Karanganyar untuk warga Karanganyar terdampak," jelas dia.

Ini Pengakuan Karyawan Ngeluh Gaji Rp20 Juta Dipotong Lalu Minta Bansos

Sukirdi menyampaikan 700 orang warga Karanganyar terdampak Covid-19. Dari jumlah itu 600 orang ber-KTP Karanganyar dan 100 orang warga Karanganyar tetapi ber-KTP DKI Jakarta. Hingga Jumat (8/5/2020), mereka membagikan 225 paket sembako kepada warga terdampak Covid-19. Isi paket sembako, yakni beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, mie instan, sirup, teh, susu cair, dan biskuit. Dia mengaku masih menggalang dana untuk memenuhi kebutuhan ratusan orang lain yang belum mendapat bantuan.

"Setidaknya paket bantuan itu bisa untuk bertahan selama dua pekan. Kami bagikan secara door to door karena larangan mengumpulkan massa dan PSBB. Jadi 600 orang itu yang melapor ke koordinator lapangan tentang kondisi masing-masing. Kami berharap bantuan dari pemerintah Provinsi Jateng betul-batul cair pekan ini," ujar dia.

Sukirdi berharap seluruh pihak di Kabupaten Karanganyar dapat membantu warga Karanganyar yang masih bertahan hidup di Jabodetabek karena tidak dapat pulang kampung. Bantuan dalam bentuk apapun, dapat dimanfaatkan warga Karanganyar di Jabodetabek sembari menanti wabah reda.

Melonjak Tajam! Kasus Positif Covid-19 Indonesia Tambah 689 Jadi 15.438, 1.028 Pasien Meninggal

"Untuk buruh bangunan itu, kami minta rekan-rekan di sini yang punya tempat penampungan untuk menampung. Apabila pemerintah masih melarang mudik. Kami juga merampungkan data yang diminta pemerintah. Bantuan bentuk apapun itu penting saat ini. Kami memantau warga Karanganyar di seluruh wilayah Jabodetabek melalui komunitas masing-masing."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya