SOLOPOS.COM - Suasana dapur di warung makan Pak Rudy 21 di Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, Rabu (29/6/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO – Tempat makan yang viral karena harga makanannya ramah di kantong serta banyak pilihan menunya, warung makan Pak Rudy 21 yang berlokasi di Godean, Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, mengatur strategi menghadapi tingginya harga bahan pangan.

“Kalau menaikkan harga makanannya kan tidak mungkin soalnya sudah telanjur sampai di mana-mana [informasi harga], nanti saya dikira bohong. Makanya diatur dari harga minuman sama parkir untuk menutup pengeluaran,” jelas pemilik warung makan Pak Rudy 21, Rudianto alias Rudi, saat dijumpai Solopos.com di warungnya, Rabu (29/6/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Rudi menyebut harga nasi sayur yang dimakan di tempat Rp5.000 per porsi. Namun jika makanan tak habis, pengunjung harus membayar sejumlah Rp7.000. Sementara harga sayur yang dibawa pulang dibanderol mulai harga Rp3.000 per bungkus. Sedangkan harga minuman terpaksa dia naikkan Rp500/gelas untuk menutup biaya produksi.

“Sekarang apa-apa mahal, dulu tidak saya tulis harga minumannya tapi sekarang saya tulis soalnya takut kalau pembeli kaget. Tapi sejauh ini tidak ada yang komplain,” kata dia.

Seperti diketahui, harga bahan pangan di berbagai daerah naik akhir-akhir ini seperti harga ayam mencapai Rp70.000/ekor padahal biasanya hanya Rp50.000/ekor. Sedangkan harga cabai melonjak mencapai Rp90.000-Rp100.000/kilogram, naik dua hingga tiga kali lipat dibandingkan harga sebelumnya.

Baca juga: Makan di Warung Rudy 21 Mojolaban Rp5.000, Gak Habis Bayarnya Rp7.000

Rudi mengatakan banyak pengunjung komplain bukan karena menu masakan yang tidak enak, tetapi karena panjangnya antrean pembeli di warungnya. Hal itu lantaran beberapa pengunjung kadang tidak mendapat menu makan yang mereka inginkan karena habis, atau harus menunggu lama. “Makanya sekarang saya bikin ada antreannya. Kalau untuk pelanggan yang makan di tempat tidak ada karena mereka prasmanan,” jelasnya.

Jam Buka Warung

Dalam sehari Rudi mampu menjual 30 kilogram nasi dengan lebih dari 21 aneka lauk dan masakan. Di antaranya oseng soun, kangkung, pecel, sayur asem, sayur bayam, bakmi, capjae, sup, garangasem, rendang daun singkong, sedangkan lauk komplet seperti gorengan, ikan, ayam, telur.

Menurut Rudi, pengunjung banyak berdatangan ketika pukul 08.30 WIB-10.00 WIB untuk sarapan. Sementara di atas pukul 11.00 WIB banyak pengunjung mengantre untuk membeli lauk dan juga makan siang. Warungnya sendiri buka pukul 07.30 WIB hingga pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Unik! Di Warung Ini, Pengunjung Santap Kuliner Sambil Terapi Ikan

Dalam menjalankan usahanya, Rudi berkomitmen mempekerjakan para janda di daerahnya sebagai juru masak untuk warungnya. Rudi juga menyebut rata-rata janda yang ikut bekerja di warungnya berusia 40 hingga 60an tahun namun kini hanya tersisa empat orang lantaran usia yang sudah menua sehingga ada yang tidak diperbolehkan anaknya melanjutkan bekerja. Ada pula yang sudah meninggal.

Sementara itu, Kasimin, juru parkir di warung itu menyebut setiap hari ada sekitar 100 kendaraan pembeli yang terparkir di lokasi itu.

“Kalau motor perkiraan 100 lebih jam-jam tertentu sekitar pukul 09.00 WIB-11.00 WIB. Kalau hari Sabtu paling ramai sendiri parkiran penuh terus sampai di ujung gang. Kalau hari biasa lebih sedikit,” kata pria yang juga bertani itu.

Baca juga: Segini Harga Tongseng Kepala Sapi Mojolaban Langganan Bupati Sukoharjo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya