SOLOPOS.COM - Pengendara roda dua dan empat antre untuk mengisi BBM di SPBU Manahan, Solo, Jumat (3/6/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Kebijakan beli pertalite dan solar wajib pakai aplikasi MyPertamina yang diwacanakan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) Migas menjadi bayangan buruk bagi beberapa warga Solo dengan mobilitas tinggi.

Sebagian dari mereka yang belum menggunakannya merasa itu akan menjadi beban saat mengisi bahan bakar di SPBU. Salah satu warga yang sedang mengisi BBM di SPBU Manahan, Solo, Nadina Yuniar Choirunisa, 23, mengatakan jika menggunakan aplikasi akan memakan waktu yang lebih lama daripada pembayaran konvensional.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau menurutku sebagai pengguna motor susah. Kalau pas ada boncengan ya enggak apa-apa, enggak masalah. Cuma kalau sendirian ribet juga ngeluarin HP dulu mungkin scan atau mencet-mencet segala macem, wasting time banget kalau lagi buru-buru,” paparnya saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (3/6/2022).

Nadina juga mengkhawatirkan penggunaan smartphone saat di SPBU jika kebijakan beli pertalite dan solar wajib pakai MyPertamina diterapkan. Setahunya, menggunakan HP di dekat pompa BBM selama ini dilarang karena bisa membahayakan.

Ia mempertanyakan apakah tidak berisiko menggunakan aplikasi MyPertamina di HP untuk membayar BBM. “Tapi balik lagi sih ke Pertamina, semoga aman aja karena nanti yang ngoperasiin HP enggak cuma satu atau dua orang kan,” terangnya.

Baca Juga: BPH Migas: Beli Pertalite dan Solar Wajib Gunakan Aplikasi MyPertamina

Kepada Solopos.com, Nadina mendukung jika memang aplikasi itu akan diberlakukan pada pengguna Pertalite dan Solar. Namun, ia berharap berbagai hal dan risikonya tetap diperhitungkan.

Pengguna pertalite lainnya, Rizka Ardina, 22, mengaku belum pernah menggunakan aplikasi MyPertamina. Namun, ia membayangkan nantinya bakal ribet jika harus beli pertalite pakai aplikasi MyPertamina.

Antrean Makin Lama

“Ribet banget sih ya, karena orang ngisi bensin itu kadang buru-buru. Seadanya duit di dompet atau kantong. Kalau harus pakai aplikasi dulu mungkin lama sih. Jatuhnya antrean jadi makin lama,” ucapnya saat ditemui Solopos.com di SPBU Manahan, Jumat.

Rizka menambahkan jika sistem pembayarannya seperti e-toll, dia akan mempertimbangkannya. “Kecuali kalau sistemnya mirip e-toll. Harus dipertimbangkan lagi sih,” ujar warga Gentan, Sukoharjo, ini.

Baca Juga: BPH Migas: Ada Lonjakan Permintaan BBM hingga 300 Persen di Jateng

Warga lain, Diki Setiawan, 22, mengaku menghargai niat bagus Pertamina dalam penyaluran BBM agar lebih tepat sasaran. Namun, ia memperkirakan untuk pengguna awam akan kesulitan jika kebijakan beli pertalite dan solar wajib pakai MyPertamina diterapkan.

“Kalau dilihat sih niatnya bagus ya agar penyaluran BBM pertalite tepat sasaran. Cuma masalahnya untuk beberapa masyarakat agak kesulitan, nah itu yang perlu dipikirkan pemerintah bagaimana solusinya,” ucap warga Solo ini.

Diki berharap adanya solusi dari penggunaan aplikasi MyPertamina untuk warga yang kesulitan menggunakan smartphone. Ia membandingkan dengan aplikasi Pedulilindungi. Sebagian masyarakat sudah bisa menggunakan, namun yang belum bisa menggunakan diberi alternatif pakai sertifikat vaksin.

“Itu seharusnya juga bisa diberlakukan untuk MyPertamina,” paparnya. Diki menambahkan jika memang aplikasi MyPertamina itu tetap diberlakukan, kemungkinan besar pengguna smartphone yang masih awam akan mencari alternatif membeli BBM melalui eceran.

Baca Juga: Beli BBM Pakai Aplikasi MyPertamina? Pikirkan yang Tidak Punya Ponsel

Beralih Ke Eceran

“Menurut saya pribadi ini kemungkinan masih ada celah, aplikasi itu digunakan khusus untuk SPBU, mungkin alternatifnya untuk warga yang susah gunain gadget akan memilih beli eceran,” paparnya.

Berbeda halnya dengan Fahrur Ramdani, 25, pengguna aplikasi MyPertamina, dia justru menganjurkan beli BBM seperti pertalite pakai aplikasi itu untuk mempercepat dan memudahkan.

“Saya sudah hampir tiga bulan ini pakai aplikasi itu, cukup mudah, tinggal scan aja. Mungkin ya kendalanya harus sering-sering cek saldo dan rajin top up,” paparnya saat ditemui Solopos.com di musala SPBU Manahan.

Baca Juga: Asyik, Bayar BBM Bisa Online, Tidak Ribet dan Aman, Begini Caranya

Fahrur juga mendukung jika aplikasi itu akan diterapkan di setiap SPBU. “Bagus ya, artinya kita udah menerapkan kecanggihan teknologi, dan itu juga meminimalkan kontak dengan pegawai secara langsung, walau sekarang pandeminya sudah melandai ya,” tambahnya.

Pantauan Solopos.com di SPBU Manahan, mayoritas membayar dengan uang tunai, bahkan jarang ditemui pengguna yang membayar menggunakan aplikasi MyPertamina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya