SOLOPOS.COM - Nusron Wahid membela Ahok di ILC TV One (YouTube)

Menurut Nusron Wahid, hanya Allah dan Rasul SAW yang bisa menerjemahkan Alquran

Solopos.com, JAKARTA – Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah meminta maaf soal pernyataannya yang membawa-bawa Surat Al Maidah ayat 51. Langkah Ahok itu diangkat menjadi tema utama acara diskusi Indonesia Lawyers Club TVONE, Selasa (11/10/2016). Dalam acara tersebut muncul pernyataan menghebohkan dari Nusron Wahid yang belakangan populer di kalangan pengguna media social (netizen).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Membahas mengenai pro dan kontra penerjemahan Surat Al Maidah 51, Nusron Wahid menegaskan semua teks itu bebas tafsir. “Yang namanya Alquran, yang paling sah untuk menafsirkan dan paling tahu tentang Alquran itu sendiri adalah Allah SWT dan Rasul SAW,” tegas Nusron.

Oleh karena itu, menurut Ketua Tim Pemenangan Pemilu Partai Golkar itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga tidak berhak menafsirkan ayat-ayat Alquran. “Itu adalah ilmu tafsir, yang paling tahu tentang teks ya orang yang membuat teks itu sendiri,” jelas Nusron.

Ia juga menyingguh ilmu tafsir hermeneutika yang bisa dipakai siapapun yang menguasai ilmunya. “Oleh karena itu, kalau menjadi ulama, menjadi kiai, mengutip Alquran jangan hanya memakai Alquran terjemahan,” tambahnya.

Setelah menegaskan panjang lebar tentang sudut pandangnya, Nusron menegaskan, Ahok belum tentu bermaksud menistakan agama atau umat Islam. “yang paling tahu tentang apa yang disampaikan Ahok di Pulau Seribu, ya Ahok sendiri,” ungkap Nusron.

Dan untuk mengetahui maksud asli dari perkataan Ahok harus dilakukan konfirmasi terhadap Ahok. “Maka untuk menjelaskan semua harus dilakukan tabayyun [konfirmasi], dia [Ahok] menjelaskan, dia minta maaf, tidak bermaksud menyakiti umat Islam, tidak pernah bermaksud seperti itu, itu dilakukan Ahok. Sekarang saya bertanya, MUI hari ini membuat keterangan apa sudah melakukan tabayyun kepada Ahok?” ungkap Nusron berapi-api.

Untuk menguatkan pernyataannya tentang terjemahan ayat Alquran  di Indonesia belum pasti benar, Nusron membawa fakta sejarah. Pria asal Kudus itu menginformasikan ada khalifah di zaman Abbasiyah, tepatnya Khalifah Al-Mu’tadhid Billah, pernah mengangkat seorang gubernur yang agamanya bukan Islam.

Sosok yang dimaksud Nusron adalah Umar bin Yusuf seorang Kristen taat yang diangkat menjadi Gubernur Al-Anbar, Irak. “Apakah waktu itu tidak ada Surat Al Maidah?Apakah pada waktu itu tidak ada ulama yang menafsirkan Surat Al Maidah? Apakah pada waktu itu ulama kalah alim dengan ulama zaman sekarang?” kata Nusron masih dengan nada berapi-api.

Di akhir pernyataannya, Nusron kembali menegaskan apa yang dikatakan Ahok hanya merespons konflik yang terjadi di masyarakat. Ia juga menyatakan, Indonesia itu negara berdasar Pancasila. Maka dari itu, hukum islam dan syariat Islam harus dimasukan ke ranah pribadi. Untuk pengambilan keputusan pancasila harus menjadi rujukan. Dan itu berarti pemimpin bisa berasal dari warga muslim atau nonmuslim.

(Muhammad Rizal Fikri/JIBI/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya