SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (Jekek), saat menyampaikan penjelasannya mengenai percepatan penurunan angka stunting di Wonogiri. Hal itu disampaikan Bupati Jekek di pendapa rumah dinas (rumdin) bupati Wonogiri, kompleks Setda Kabupaten Wonogiri, Selasa (19/4/2022). (Solopos/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRIBupati Wonogiri, Joko Sutopo atau akrab disapa Jekek menyebut persoalan stunting bukan hanya terkait dengan kemiskinan. Namun, persoalannya terletak pada pemahaman keluarga mengenai gizi seimbang.

Hal itu diungkapkan Bupati Jekek di sela-sela Rapat Percepatan Penurunan Angka Stunting di Wonogiri di pendapa rumah dinas (rumdin) bupati Wonogiri, kompleks Setda Wonogiri, Selasa (19/4/2022). Penyelesaian stunting dapat dilakukan dengan menggunakan misi kemanusiaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Masalah stunting ini sudah menjadi misi kemanusiaan. Kalau stunting setelah lahir, yang bersangkutan akan tumbuh tidak normal, intelektualnya tidak normal, dan lain sebagainya,” kata dia.

Bupati Jekek mengatakan fokus Pemkab Wonogiri berupa pendampingan calon pengantin (catin), ibu hamil, dan bayi di bawah satu tahun (batuta). Koordinasi antara Pemkab Wonogiri dengan Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri harus terus dioptimalkan.

Baca Juga: Wonogiri Optimistis Tekan Stunting 0% di Tahun 2024, Caranya?

Kemenag terkait erat dengan pendataan catin di Kantor Urusan Agama (KUA). Pendataan yang dilakukan perlu menyasar ke catin, ibu hamil, batuta.

“Yang lahir normal berapa, yang lahir pendek berapa. Input data itu harus dipertanggungjawabkan karena menjadi panduan. Jangan sampai, angka stunting di Wonogiri yang masih di angka 4.667 anak tidak ditangani dengan baik,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, angka stunting di Kabupaten Wonogiri menjadi yang terendah se-Jawa Tengah. Berdasar data BKKBN yang disampaikan ke Pemkab Wonogiri belum lama ini, persentase stunting mencapai angka 12,8 persen.

Baca Juga: Stunting Masalah Extraordinary, Jekek: Harus Dikeroyok Bareng-Bareng

“Angka 12,8 persen yang sudah rendah itu bisa berkurang lagi. Kuncinya ada di pengelolaan data yang harus ditangani secara serius. Jika tidak ditangani dengan baik, akan menjadi catatan sejarah yang tidak baik bagi dalam memberikan perlindungan masyarakat,” kata Bupati Jekek.

Anggota Imapres Wonogiri, Aprilia Susanti, menanggapi baik ajakan Bupati Jekek dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Wonogiri. Imapres Wonogiri dapat ikut terjun ke masyarakat memberi sosialisasi pencegahan stunting.

Hal itu dapat melalui kegiatan demo memasak makanan bergizi sekaligus pemberian materi terkait pemahaman mengenai makanan bergizi.

Baca Juga: Stunting Berbahaya, Wonogiri Targetkan Prevalensi Jangka Panjang 0%

“Jadi nanti bisa memahamkan ke masyarakat mengenai makanan-makanan apa saja di sekitar kita yang bisa menjadi makanan bergizi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya