SOLOPOS.COM - Pasar Johar Kota Semarang pada tahun 1938. (Instagram-joharsemarang)

Solopos.com, SEMARANG —  Pasar Johar adalah salah satu pasar tradisional di Kota Semarang yang memiliki sejarah panjang. Pasar yang telah berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang ini juga pernah menjadi pasar terbesar se-Asia Tenggara.

Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, Kamis (3/2/2022), sejarah keberadaan Pasar Johar diawali sekitar 1860. Pada saat itu lokasi pasar berada di sebelah timur Alun-Alun Kota Semarang yang dipagari deretan pohon Johar di tepi jalan. Kebetulan letak pasar berdekatan dengan penjara, sehigga pada waktu itu dijadikan sebagai tempat transit bagi orang yang sedang menjenguk kerabat di penjara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Pasar Johar Relokasi Kebakaran, Ratusan Lapak Pedagang Ludes

Pada 1931, gedung penjara tua yang ada di dekat Pasar Johar dialihfungsikan dalam rangka pendirian Pasar Central untuk mempersatukan fungsi lima pasar yang telah ada. Lima pasar itu adalah Pasar  Johar, Pasar Benteng, Pasar Jumatan dan Pasar Pekojan.

Bangunan Pasar Johar Semarang dirancang oleh seorang insiyur asal Belanda, Ir. Thomas Karsten. Pada 1933. Pada 1936, rancangan tersebut diubah dalam rangka pengingkatan efisiensi ruang.

Baca juga: Tempat Makan Durian Murah di Semarang, Bonus View Alami

Saat itu bangunan Pasar Johar ini dibuat di atas Pasar Djohar lama dan Pasar Pedamaran. Mengingat kondisi tanah yang kurang luas, maka Pasar Johar mengambil sebagian tanah alun-alun, penjara kabupaten dan beberapa toko-toko tua di sekitarnya.

Hingga saat ini, Pasar Johar masih menjadi pusat perekonomian dan keramaian di Kota Semarang dengan mata rantai perekonomian yang masih berpihak pada rakyat kecil. Bahkan, pasar ini telah menjadi bagian dari dinamika sejarah kota Semarang dari dulu sampai sekarang.

Baca juga: Kholil & Malika, Durian Lokal Semarang Rasa Internasional

Kebakaran 2015

pasar johar semarang diresmikan
Presiden Jokowi meresmikan Pasar Johar di Kota Semarang, Rabu (5/1/2022). (presidenri.go.id)

Sementara itu, dilansir dari berbagai sumber, bangunan Pasar Johar di Semarang merupakan salah satu cagar budaya. Pada awal tahun ini, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo melakukan peresmian revitalisasi Pasar Johar melalui penandatanganan prasasti. Sebelumnya, kondisi pasar yang dibangun pada 1930an oleh arsitek asal Belanda itu sudah usang dan sempat mengalami kebakaran pada 2015 silam.

Hingga akhirnya oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dilakukanlah revitalisasi Pasar Johar Utara dan Tengah dan selesai sejak Desember 2019 silam. Pasar Johar Utara terdiri dari 51 kios dan 368 los kering. Sementara Pasar Johar Tengah terdiri dari 102 kios, 503 los kering dan 109 los basah.

Baca juga: Curhatan Pedagang Relokasi Pasar Johar: Belum Dapat Kios Sudah Terbakar

Secara total, pasar ini dapat menampung sekitar 1.133 pedangang. Rehabilitasi pasar ini dilaksanakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya dan manajemen konstruksi PT. Sarana Budhi-PT Widha Konsultan (KSO) dengan anggaran dari APBN sebesar Rp146 miliar.

Selanjutnya, dilakukanlah revitalisasi Pasar Johar Selatan yang juga sudah selesai pada Januari 2022 hingga dilakukan peresmian langsung oleh Presiden RI. Pasar ini terdiri dari 126 kios, 542 los kering dan 36 los basah yang dapat menampung 704 pedagang. Rehabilitasi ini dikerjakan oleh kontraktor PT. Sinar Cerah Sempurna dan manajemen konstruksi PT. Virama Karya dengan anggaran Rp113,4 miliar.

Baca juga: Relokasi Pasar Johar Terbakar, Ganjar Usir Warga Halangi Mobil Damkar

Menteri PUPR Basuki mengatakan bahwa konsep revitalisasi pasar disesuaikan dengan fungsi kota sebagai tujuan wisata dan keselarasan lingkungan serta mempertahankan kearifan lokal mulai dari tahap perencanaan hingga pembanugnan dengan melibatkan Pemerintah Daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya