SOLOPOS.COM - Suasana petilasan Keraton Kerajaan Pajang, di Makamhaji, Kartasura saat kirab budaya menjelang malam 1 Sura, Jumat (29/7/2022). (Solopos.com/ Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO – Suasana Petilasan Keraton Pajang di Dusun I, Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, syahdu saat perayaan malam 1 Sura, Jumat (29/7/2022) silam.

Dupa dinyalakan dan diletakkan di beberapa titik. Selang beberapa waktu, semerbak aroma dupa menguar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Seperti biasa, warga setempat menggelar perayaan 1 Sura dengan tema Kirab Gantos Song Song Agung di petilasan Keraton Kerajaan Pajang Jumat lalu.

Acara pada hari tersebut yakni atraksi reog, wilujengan, dan acara kirab yang dihadiri 500-an peserta.

Wayah Kanjeng Sultan Adiwijaya, Bambang Sridaya, mengatakan kawasan tersebut tak hanya ramai saat malam satu Sura.  Kompleks Petilasan Keraton Pajang di Makamhaji juga ramai tiap Jumat Legi dan Jumat Kliwon.

Baca juga: WISATA SUKOHARJO : Keraton Pajang Undang Raja-Raja Nusantara dalam Peringatan Jumenengan Hari Ini

Juru Kunci Petilasan Keraton Pajang, Ny. Slamet Rahayu, mengatakan kompleks permakaman tersebut biasanya mendadak jadi tempat religi pada Jumat Legi dan Jumat Kliwon.

Ny. Slamet memberikan informasi tersebut kepada Solopos.com Jumat (29/7/2022) lalu.

Ny. Slamet merupakan juru kunci petilasan baru. Ia menggantikan suaminya pada 2015 silam karena sang suami meninggal dunia.  Sebelumnya, Ny. Slamet sering mendampingi mendiang suaminya membuat sesajen di Petilasan Keraton Pajang sejak 1993.

Menjadi juru kunci Petilasan Keraton Pajang dilakukan turun-temurun. Menurut Ny. Slamet, semua orang bisa menjadi juru kunci di areal permakaman, tanpa harus keturunan  Keraton Pajang.

“Sebelum jadi juru kunci, saya sudah ikut buat sesajen sejak 1993. Jadi juru kunci itu turun-temurun, saya tidak tidak ada syarat atau trah, hanya orang biasa. Yang penting sudah disuruh, ada kemauan, keberanian, jujur, dan dapat dipercaya,” katanya.

Baca juga: Limbad Terkesan Ritual Sura di Keraton Pajang Kartasura

Rahayu melanjutkan, ia juga menerima panggilan orang yang membutuhkan pemandu ritual. Masyarakat yang datang bertujuan berdoa kepada Tuhan, tempat Petilasan Keraton Pajang hanya digunakan sebagai perantara.

“Tiap hari saya ke petilasan. Jika tidak ada tamu saya pulang, kembali kalau ada tamu. Saya siap mengantar. Banyak orang ingin berdoa, mandi, semua itu sugesti. Tetap minta ke Yang Kuasa, Gusti Allah, tempat ini hanya sebagai perantara,” lanjut Rahayu.

Saat berkunjung pada Jumat lalu, Solopos.com melihat beberapa sesajen di Petilasan Keraton Pajang yang melambangkan keselamatan. Sesajen itu berisi jajanan pasar, tumpeng,

“Pengunjung hari biasa adalah tamu, orang yang datang ada tujuan. Ada pikiran susah, ada urusan keluarga, banyak. Minta tolong sama saya untuk berdoa ke Gusti Allah, ini hanya jadi tempat,” kata Ny. Slamet.

Baca juga: WISATA SOLORAYA : Jelajah Keraton Pajang, Jejak Rakit Jaka Tingkir hingga Taman Sari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya