Solopos.com, WONOGIRI – Luweng atau gua vertikal di bawah tanah tersebar di beberapa wilayah Wonogiri Selatan. Luweng ini terbentuk akibat proses pelarutan batuan gamping oleh air, khususnya di musim hujan.
Dihimpun dari berbagai sumber, Senin (15/2/2021), luweng atau dalam bahasa lain disebut sebagai dolina atau sinkhole menjadi salah satu ciri khas dari tanah di pegunungan karst.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Lubang terbentuk karena batu gamping lebih mudah larut dalam air. Batuan gamping yang tergerus itu lama kelamaan retak, sehingga terbentuk luweng atau gua vertikal secara alami.
Baca juga: Ini Loh Fungsi Luweng di Pracimantoro Wonogiri yang Hilang
Adanya aliran di bawah tanah itu menyebabkan munculnya rongga batu gamping karena di bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai. Proses ini berlangsung terus menerus sehingga akhirnya membentuk lubang yang cukup besar di permukaan tanah.
Kedalaman lubang ini pun bervariasi, ada yang mencapai 100 meter dengan bentuk seperti gua. Gua merupakan lingkungan yang unik dan rentan, sehingga harus dipelihara sesuai kondisi aslinya.
Namun, mulut luweng bisa saja tertutup karena proses erosi dan deposisi yang sering kali tidak disadari. Itulah sebabnya warga yang tinggal di kawasan pegunungan karst seperti wilayah Wonogiri, Jawa Tengah, dan Gunungkidul, DIY, diimbau menjaga kelestarian luweng.
Baca juga: Hilang Misterius, Orang Pintar Dikerahkan Cari Luweng di Pracimantoro Wonogiri, Hasilnya?
Fungsi Luweng
Sayangnya, selama ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui fungsi luweng. Luweng berfungsi sebagai penampung air yang terbentuk secara alami, sehingga sangat perlu dilestarikan untuk menanggulangi bencana banjir.
Tetapi akibat ketidaktahuan masyarakat, lubang tadah air ke jalur perut Bumi ini sering kali beralih fungsi sebagai tempat sampah. Alhasil, pihak BPBD Wonogiri begitu giat melakukan patroli luweng, apalagi di musim penghujan.
Baca juga: PNS Karanganyar yang Jatuh ke Bengawan Solo Ternyata Tukang Kebun di SDN Jetis 03
Jika tempat resapan air alami ini tersumbat, maka wilayah perbukitan yang biasanya aman bisa saja tergenang banjir. Mulut luweng harus bersih dari segala sumbatan seperti sampah, daun dan ranting kering, batu, maupun tanah.
Pada prinsipnya luweng merupakan saluran pembuangan air yang tercipta secara alami. Ketika luweng tersumbat, maka aliran air tertahan sehingga tidak bisa mengalir lancar, bahkan menggenangi kawasan sekitarnya.