SOLOPOS.COM - Wisatawan berada di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/2/2022). Berdasarkan surat edaran nomor 430/1.31/SE Disbud/2022 tentang Pelaksanaan Penataan Kawasan Khusus Pedestrian Jalan Malioboro dan Jalan Margo Mulyo, Pedagang Kaki Lima (PKL) dilarang melakukan aktivitas jual beli di sepanjang lorong jalan serta pemindahan barang di Teras Malioboro I eks Dinas Pariwisata DIY dan Teras Malioboro II eks Gedung Bioskop Indra. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.

Solopos.com, JOGJA — Perkumpulan Pengusaha Malioboro dan Ahmad Yani (PPMAY) menginginkan penataan kawasan Malioboro dilakukan komprehensif dan terpusat. Ini  agar kawasan itu tetap menarik dan jadi ramai oleh wisatawan.

Konsep penataan juga perlu menampung aspirasi berbagai pihak, baik antara pemerintah dan juga kalangan swasta. “Malioboro sebagai ikon Kota Jogja tentunya perlu penataan yang menarik dan bisa mendatangkan lebih banyak wisatawan. Kami siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk penataan kawasan Malioboro,” kata Koordinator Lapangan PPMAY, Karyanto Purbohusodo, Jumat (11/2/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Karyanto mengatakan setelah PKL direlokasi, pemerintah masih punya sederet tugas lain untuk menjadikan kawasan Malioboro kian ciamik. Misalnya saja berkaitan dengan kabel listrik yang kurang tertata, jaringan fiber internet yang semrawut, serta kawasan lorong pertokoan yang masih belum dipercantik setelah ditinggalkan PKL.

Baca Juga: Pemprov DIY Lakukan Facelift Malioboro, Hasilnya Terlihat 3 Bulan Lagi

“Apalagi dengan bakal datangnya perwakilan UNESCO di tahun ini, tentunya membutuhkan persiapan yang baik agar kawasan sumbu filosofis dan Malioboro lebih dikenal luas oleh masyarakat lainnya,” ungkap Karyanto.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi menjelaskan, penataan kawasan Malioboro akan diupayakan sesuai dengan wujud dan karakter khasnya sebagai bagian dari sumbu filosofis Jogja. Bentuk fasad yang kini lebih mengarah ke konsep modern akan ditata agar lebih sesuai dengan ciri khas Malioboro pada periode awal.

“Selain penataan di bagian fasad, tentunya kita juga tambahkan sejumlah fasilitas lainnya baik fisik dan non fisik agar karakter dan sisi historis Malioboro kembali seperti semula,” jelasnya.

Baca Juga: Terungkap! Halaman Toko Malioboro Disewakan, Tarif Rp24 Juta per Meter

Menurut Heroe, upaya penataan di kawasan Malioboro nantinya coba merangkum sisi yang menonjol dari kawasan itu dari berbagai lintasan sejarah. “Kami tidak menghilangkan sisi tertentu dari periode lintasan sejarah Malioboro sejak awal dibentuk. Namun coba menggabungkannya jadi satu kesatuan yang komplet dan disesuaikan dengan konsep yang baru dan utuh,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya