SOLOPOS.COM - Sukarelawan Siaga Bencana (Sigap) Solopeduli, Endhy Yudha, menunjukkan tumpukan baju masih pantas pakai ditumpuk di tepi jalan dekat kawasan hutan pinus di Kabupaten Lumajang beberapa waktu lalu. (Istimewa/Dokumentasi Endhy Yudha)

Solopos.com, LUMAJANG — Sejumlah warga terdampak erupsi Gunung Semeru mulai kembali ke rumah masing-masing, terutama saat pagi hingga sore hari.

Tetapi, mereka akan kembali ke lokasi pengungsian saat malam hari. “Beberapa waktu terakhir memang warga mulai pulang ke rumah masing-masing saat pagi hingga sore hari. Nanti selepas magrib kembali ke pengungsian,” kata sukarelawan Siaga Bencana (Sigap) Solopeduli, Endhy Yudha, saat berbincang dengan Solopos.com melalui sambungan telepon aplikasi WhatsApp, Senin (20/12/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : Kisah Harsoyo Bakul Buku Kliping Legend di Solo, Eksis Sejak 1984

Yudha, sapaan akrabnya, berada di posko Sigap Solopeduli di Dusun Kamar Kajang, RT 001/RW 005, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang saat ini. Yudha menceritakan warga pulang ke rumah untuk mengecek dan melakukan aktivitas lain di rumah.

“Kalau ternak masih di penampungan. Belum dibawa pulang. Tetapi memang dirawat masing-masing warga,” ujar dia.

Pada kesempatan itu, Yudha menyampaikan saran untuk masyarakat yang hendak menyalurkan bantuan kepada warga terdampak erupsi Gunung Semeru. “Kalau bantuan yang dibutuhkan itu peralatan masak dan alat mandi. Saya mohon jangan mengirim baju pantas pakai. Sudah banyak,” tutur dia.

Baca Juga : Remaja Gondangrejo Meninggal Saat Ujian Silat Kenaikan Tingkat

Bahkan, Yudha sempat melihat kejadian kurang mengenakkan beberapa saat lalu. Yudha berkeliling ke sejumlah lokasi hingga dekat kawasan hutan pinus di Lumajang. Dia melihat tumpukan baju diletakkan di tepi jalan dekat hutan pinus.

“Pakaian masih bersih, layak pakai. Saya cek beberapa tidak ada yang rusak. Ada mukena masih putih, baju, kaos, hem, dan lain-lain. Ada di pinggir jalan dekat pintu masuk kawasan hutan pinus,” ceritanya.

Baca Juga : Uniknya Pohon Pisang Ambon di Sleman, Bercabang 2 Berjantung 3

Yudha menceritakan lokasi itu (kawasan hutan pinus) tidak langsung terdampak erupsi Gunung Semeru. Dia mengira-ngira jumlah pakaian yang dibuang di tepai jalan itu mencapai 5 hingga 6 bagor atau karung plastik.

“Lokasi tepatnya, kalau dari Balai Desa Sumberwuluh mau ke lokasi pengungsian di Penanggal maka melewati itu [hutan pinus]. Ya lima sampai enam bagor ada. Kalau bisa stop bantuan pakaian pantas pakai lalu diganti bantuan lain,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya