SOLOPOS.COM - Siswa SD di Desa Pranan, Kecamatan Polokarto diajak Pemdes dan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Sukoharjo untuk gropyokan hama tikus di area persawahan Pranan Jumat (14/1/2022). (Espos/Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemerintah desa (Pemdes) Pranan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah rutin menggeropyok hama tikus saat jeda musim tanam. Kali ini, mereka melibatkan anak-anak sekolah dasar (SD) di Pranan untuk turun ke sawah menggeropyok tikus, Jumat (14/1/2022).

Begini keseruan anak-anak saat menggeropyok hama tikus menggunakan senjata sebilah tongkat. “Hey, hey, aku dapat tikus besar ini,” ujar salah seorang anak berkaos oranye, Jumat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mendengar teriakan tersebut, dua orang anak lain menghampiri sembari membawa karung dan sebilah tongkat di tangan. Sementara itu, sekelompok anak lain terlihat sibuk memukul-mukul tanah yang berlubang menggunakan tongkat. Mereka memancing hama tikus yang bersembunyi untuk keluar.

Baca Juga : Ikut Mapala di Gunung Telomoyo, Mahasiswa IAIN Salatiga Meninggal Dunia

Anak-anak itu tampak antusias dan senang apabila berhasil menangkap tikus. Bahkan, mereka memamerkan kepada teman lainnya bak gelaran perlombaan. Mereka pun tak jijik memegang bangkai tikus yang ditangkap itu dengan tangan kosong.

“Kalau habis pegang tikus jangan dimasukan mulut dan pegang makanan ya. Harus cuci tangan dulu,” ucap salah satu guru pendamping yang mengawasi mereka.

Perburuan tikus oleh anak-anak tersebut merupakan kegiatan yang diadakan pemerintah desa (Pemdes) Pranan. Kegiatan itu untuk mengendalikan hama tikus menjelang masa tanam (MT) I 2022 di area persawahan wilayah tersebut.

Baca Juga : Ritual Malam Keramat Selasa & Jumat Kliwon di Pantai Parangkusumo

Pemdes Pranan sengaja melibatkan anak-anak saat menggeropyok hama tikus untuk mengedukasi perihal peran tikus dalam ekosistem alam. “Kami ingin mengedukasi anak-anak agar mereka punya cita-cita menjadi petani. Salah satunya mengenalkan hama yang harus dikendalikan di sawah, seperti tikus,” kata Kepala Desa Pranan, Sarjanto.

Sarjanto mengatakan kegiatan menggeropyok hama tikus rutin dilakukan saat jeda musim tanam. Selain melibatkan anak-anak, pihaknya juga menerapkan sistem sayembara. Kelompok yang dapat mengumpulkan tikus paling banyak akan mendapatkan hadiah.

“Untuk reward [hadiah], awalnya kami menyiapkan Rp1juta tapi ternyata ditambahi Pak Camat dan Pak Kadinas masing-masing Rp1 juta. Jadi total hadiahnya Rp3 juta. Nanti akan kami bagikan sesuai hasil tangkapan tikus,” ucap dia.

Baca Juga : Tangkap Ojol saat Edarkan Tembakau Gorila, BNNP DIY Lepaskan Tembakan

Ia mengatakan luas sawah di Desa Pranan 135 hektare dan ditanami bibit padi IP400. Kegiatan pengendalian hama tikus juga untuk menyukseskan program super prioritas IP400 di Sukoharjo.

Kepala Distankan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, menyampaikan menggeropyok tikus di momen saat ini dinilai tepat. Dia berharap kegiatan tersebut bisa membantu menyukseskan program prioritas IP400 yang dicanangkan Pemkab Sukoharjo.

“Saat ini sudah dalam masa persemaian varietas Cakra Buana. Saya harap bisa berjalan efektif supaya pengendalian hama tikus bisa masif dilakukan,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya