SOLOPOS.COM - Kondisi kantin di SDN 7 Wonogiri, Selasa (24/5/2022). Saat pandemi Covid-19, kantin tersebut selalu ditutup. (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Sejumlah kursi panjang di sudut ruang yang dulu menjadi tempat jajan siswa SDN 7 Wonogiri tampak bertumpukan dengan kursi lainnya. Beberapa di antaranya dipenuhi debu.

Sudah dua tahun berlalu, ruang yang terdiri dari meja makan, kursi, dan etalase kaca itu sering terkunci dan hampir tak ada pengunjung memasuki ruangan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kebijakan penutupan kantin sekolah yang hingga kini belum bakal dibuka membuat pengelola kantin tiarap selama dua tahun. Hilangnya pundi-pundi ekonomi harus diterima para pengelola kantin sekolah sebagai imbas kebijakan pemerintah.

Kepala SDN 7 Wonogiri, Sukiyatno, mengatakan para siswa tetap diimbau membawa bekal dari rumah sejak diberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) meski belum penuh. Para pedagang di luar sekolah diminta tak menjajakan makanannya di sekitar sekolah.

SDN 7 Wonogiri tetap menjaga kualitas pangan di masa pandemi Covid-19. Terlebih, sekolah tersebut memperoleh pengharagaan bintang satu keamaan pangan untuk kantin sekolah dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang di tahun 2018.

Baca Juga: Alhamdulillah, Ujian Sekolah SD dan SMP di Wonogiri Lancar

Kriteria dalam penghargaan itu, meliputi higienis pengolah pangan, penanganan dan penyimpanan pangan, pengendalian hama, hingga sanitasi tempat dan peralatan.

Penutupan kantin sekolah dinilai berdampak pada hilangnya pekerjaan/pendapatan dari pengelola kantin. Jika kantin tetap dibuka, pengelola kantin pun akan tetap kesulitan karena sistem PTM yang belum menyediakan waktu istirahat bagi para peserta didik.

“Kami sudah PTM 100 persen [pukul 07.00 WIB-09.30 WIB]. Terdiri dari empat pelajaran dan tidak ada istirahat. Jadi langsung pulang. Kalau ada tambahan, ya sampai pukul 10.00 WIB lah,” kata Sukiyatno, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Selasa (24/5/2022).

Penutupan kantin juga terjadi di SDN 4 Wonogiri. Kebijakan penutupan kantin membikin pengelola kantin harus berdiam diri di rumah. Alhasil, penghasilan keluarga berkurang drastis selama dua tahun terakhir.

Baca Juga: PTM 100 Persen Digelar di Wonogiri setelah Vaksinasi Anak Selesai

Nganggur di rumah [istrinya]. Enggak ada penghasilan sama sekali. Sebelumnya kerja buruh pabrik di Sritex, lalu diminta berjualan di sini [empat tahun terakhir]. Tapi sekarang malah pandemi Covid-19,” kata Widodo selaku penjaga sekolah sekaligus pengelola kantin di SDN 4 Wonogiri.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, belum memberi lampu hijau membuka kantin sekolah. Dalam pengambilan kebijakan tersebut tak ada tendensi apapun. Ia hanya butuh waktu mencermati ulang sebagai acuan mengambil kebijakan.

“Prinsip dasarnya, memberi kepastian itu lebih penting daripada mengambil kebijakan yang bersifat spekulasi karena bakal berdampak panjang. Hal-hal seperti itu harus dimaknai sebagai bentuk kehati-hatian,” katanya saat ditemui wartawan, Senin (23/5/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya