SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan bangunan hotel di kawasan Kestalan, Banjarsari, Solo, Senin (6/12/2021). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — Kawasan Jl Monginsidi tak jauh dari Stasiun Solo Balapan sudah sejak lama terkenal sebagai kawasan perhotelan. Dari nama dan arsitektur bangunannya, hotel-hotel di Kestalan sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

Sebut saja Hotel Djajakarta dan Hotel Trihadhi yang berada di tepi jalan. Sedikit masuk ke gang di jalan tersebut sudah ada papan nama Hotel Arjuna, Hotel Kusuma Sari Indah, dan sebagainya. Kemudian ada Hotel Seribu di Jl Abdul Rahman Saleh.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejumlah bangunan dengan plakat hotel juga banyak dijumpai di sekitar lokasi itu. Keberadaan hotel-hotel tersebut konon tidak bisa lepas dari keberadaan Stasiun Solo Balapan.

Salah satu pengelola hotel di lokasi tersebut, yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kestalan, B Budi Susetyo, mengungkapkan perkembangan hotel di wilayah Kestalan sangat berkaitan dengan perkembangan transportasi, terutama perkeretaapian di Solo.

Baca Juga: Wah, UNS Solo Bangun Kampus di Jakarta, Dana Sudah Siap Rp50 Miliar

“Transportasi saat itu masih jarang. Saat itu warga yang melakukan perjalanan dari Jakarta atau Surabaya harus berhenti dulu di Solo. Kemudian banyak orang yang menyewakan tikar [untuk istirahat pelaku perjalanan]. Lalu orang mikir mosok hanya tidur di tikar, sementara butuh mandi juga,” katanya kepada Solopos.com, Senin (6/12/2021).

Dari situ, banyak pelaku perjalanan yang kemudian mendatangi rumah warga sekitar untuk menyewa kamar. Dengan begitu, selain bisa istirahat, mereka juga bisa menumpang mandi di tempat warga. Mengetahui adanya potensi itu, akhirnya warga Kestalan banyak yang menyewakan kamar.

Tak Lepas dari Stasiun Solo Balapan

Mereka juga mulai membangun semacam losmen. “Akhirnya berkembang seperti situasi terakhir. Tidak hanya tidur mandi, pengunjung yang capek kemudian ingin pijat juga, kemudian ada pula kebutuhan lain, semua berkembang seiring waktu,” katanya.

Budi tidak menyebutkan mulai tahun kapan hotel-hotel di kawasan Kestalan, Solo, itu muncul. Namun melihat dari sejarah Stasiun Solo Balapan yang diunggah di https://surakarta.go.id, stasiun tersebut mulai dibangun pada 1873 pada zaman kolonial.

Baca Juga: Ada MCK Kuno Era Mangkunagoro VII di Kestalan Solo, Begini Sejarahnya

Stasiun Solo Balapan menjadi stasiun tertua di Solo. Stasiun tersebut berada di jalur kereta api yang menghubungkan kota Bandung, Jakarta, Surabaya dan Semarang. Kemungkinan kemunculan hotel-hotel itu terjadi tidak jauh dari tahun berdirinya Stasiun Solo Balapan.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, hotel-hotel di wilayah tersebut rata-rata berupa bangunan lama. Ada yang satu lantai atau dua lantai. Dari hotel-hotel di tepi jalan sekitar Stasiun Solo Balapan, hanya Pose In Hotel yang tampak berdiri menjulang dengan konsep bangunan baru.

Saat Solopos.com melewati gang-gang di sekitar hotel situasi terlihat sepi. Tidak banyak kendaraan yang terparkir di halaman hotel-hotel tersebut. Budi mengatakan kondisi sepinya hotel di kawasan Kestalan telah terjadi sejak beberapa bulan lalu.

Selain karena pandemi Covid-19, program pembersihan kawasan Kestalan dari kegiatan prostitusi oleh Pemerintah Kota Solo juga menjadi penyebab sepinya hotel di lokasi itu.

Baca Juga: Tim Ekspedisi Ekonomi Digital 2021 Selesaikan Agenda di Jakarta

Wisata Hotel Lawas

Ada kemungkinan karena seringnya penertiban, banyak tamu atau pelanggan yang memilih menghindari hotel-hotel itu sebagai pilihan menginap. “Saat ini tidak ada yang menginap. Sering sehari penuh tanpa pengunjung,” jelasnya.

Budi mengatakan ia secara pribadi serta masyarakat senang jika lokasi tempat tinggalnya bersih dari aksi memangkal para pekerja seks komersial (PSK). Namun ia berharap ada solusi agar usaha perhotelan di lokasi itu tetap bergeliat.

“Kami senang ketika dari Pak Camat [Banjarsari] ada usulan penataan kawasan Kestalan menjadi wisata hotel lawas. Tapi kami juga menunggu kapan hal itu akan direalisasikan,” lanjutnya. Ia berharap hotel-hotel di Kestalan, Solo, kembali dikunjungi tamu-tamu dari luar kota.

Baca Juga: Pakai Kalung Bandul Rajamala, Wali Kota Solo Gibran Tuai Pujian

Lurah Kestalan, Suyono, mengatakan untuk wacana wisata hotel lawas kemungkinan masih dikaji lebih lanjut. Sebelumnya wacana penataan Kestalan menjadi kawasan hotel lawas diutarakan Camat Banjarsari, Beni Supartono.

Beni mengatakan segera menyampaikan usulan itu kepada Wali Kota Solo dan OPD terkait. Beni mengakui perlu perencanaan yang matang terkait rencana pengembangan wisata hotel lawas itu serta perlu pemetaan jumlah dan kondisi hotel di kawasan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya