SOLOPOS.COM - Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). (Antara-Dhemas Reviyanto)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo mengupayakan penyediaan vaksin untuk menangani pandemi virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Salah satu vaksin Covid-19 yang diandalkan Indonesia adalah vaksin hasil kerja sama PT Bio Farma (Persero) dan perusahaan asal China, Sinovac.

Vaksin Covid-19 andalan Indonesia yang mereka hasilkan dari riset itu bakal dilabeli dengan nama vaksin Merah Putih. Project Senior Integration Manager Research and Development PT Bio Farma Neni Nuraini menjelaskan untuk strategi penyediaan vaksin, Bio Farma memiliki strtaegi jangka pendek dan juga jangka panjang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dalam strategi jangka pendek, yang dikejar adalah kecepatan serta transfer teknologi dari proses hilir dengan calon mitra yang sudah masuk dalam list vaksin yang sudah masuk WHO. Kerja sama yang dilakukan di antaranya dengan Sinovac dan CEPI,” ungkapnya dalam Bincang Bincang Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin, Senin (26/10/2020).

Paduan Suara Virtual Persembahkan Ya Lal Wathon dan Indonesia Jaya

Sementara itu, untuk strategi jangka menengah dan panjang, sejumlah lembaga penelitian pemerintah melakukan pengembangan vaksin dari proses hulu, kerja sama dengan Triplehelix, ada riset dari Lembaga Eijkman, Ristek/Brin, Balitbangkes Kemenkes, dan pengawalan regulasi dari  Badan POM.

Adapun, menjawab pertanyaan seputar kerja sama dengan Sinovac, Neni menjawab salah satu alasan Indonesia bekerja sama dengan perusahaan penghasil vaksin Covid-19 milik China tersebut adalah karena Sinovac sudah lebih dulu lulus uji klinis fase I untuk vaksin SARS.

“Sinovac sudah berpengalaman untuk produksi vaksin pandemik yang H1N1, sudah WHO prequalified sehingga setara dengan Bio Farma dari segi fasilitasnya. Dan Sinovac juga menjadi salah satu perusahaan yang sudah masuk fase III. Uji klinis fase I dan II sudah berhasil sudah menunjukkan keamanan dan respons imun yang baik,” jelasnya.

Endah Laras Meriahkan Prambanan Jazz Festival Bareng Sinten Remen

Adapun, dengan bekerja sama bersama Sinovac pengembangan vaksin bisa lebih cepat lantaran Sinovac sudah ada pengalaman dalam pengembangan vaksin keluarga virus corona sebelumnya. Selain itu, teknologi juga berkembang cepat sehingga ada proses uji klinis 1,2, dan 3 bisa dilakukan secara paralel.

Relaksasi Regulasi

“Selain itu, sudah ada relaksasi regulasi, dan ada kolaborasi global. Ini yang membuat vaksin biasanya diproduksi 6-15 tahun bisa jadi lebih cepat,” terangnya.

Neni menyebutkan, saat ini skema kolaborasi vaksin Covid-19 andalan Indonesia itu sudah di uji klinis fase 3. Hal itu penting untuk dilakukan untuk keamanan dan ada juga proses transfer teknologi dari Sinovac ke Bio Farma.

Potret Bayi Tarik Masker Dokter di Dubai Viral, Asa Netizen Kembang

“Targetnya akhir Januari 2021 dapat data intern analisis untuk kita ajukan emergency use of authority [EUA] ke BPOM sebelum diproduksi rutin oleh Bio Farma,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk program jangka panjang pemerintah juga tetap mengejar dan dilakukan. Untuk jangka panjang dibutuhkan kemandirian sehingga vaksin akan diperoleh dari Lembaga Eijkman.

“Tentunya vaksin yang kita kembangkan harus memenuhi persyaratan WHO, dari upscaling, uji preklinis, dan uji klinis. Nanti 2022 targetnya sudah ada EUA ke BPOM,” jelasnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya