SOLOPOS.COM - Ilustrasi pawang hujan. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Aksi Rara Istiawati Wulandari menangkal hujan di MotoGP Mandalika 2022 Sirkuit Mandalika jadi perhatian, namun perlu dipahami bahwa beda pawang hujan beda pula cara yang dipergunakan.  Meski awalnya dihujat dan dinilai memalukan, kenyataannya pawang hujan asal Bali itu sukses menghentikan hujan dan menuai pujian termasuk dari MotoGP.

Tradisi menangkal hujan sebenarnya bukan hal baru dalam masyarakat Indonesia. Ritual ini masih kerap dilakukan terutama bagi mereka yang hendak punya acara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun beda pawang hujan sudah pasti beda pula cara yang dipergunakan untuk menangkal hujan. Setidaknya demikianlah yang diungkapkan dua pawang hujan Indonesia yaitu Eko Budi dan Rara Istiati Wulandari.

Rara Istiati Wulandari atau akrab disapa Mbak Rara memiliki ritual khusus dalam upayanya menangkal hujan.Agar usahanya berjalan mulus, Rara pun menggunakan sejumlah media komunikasi yang akan membantunya berkomunikasi dengan dimensi lain antara lain membakar dupa dan membawa cawan yang dikenal dengan sebutan magic bowl.

Baca Juga: Aksi Pawang Hujan Mandalika Dipuji MotoGP, It Worked Trending Twitter

Kendati demikian Rara menolak anggapan bahwa tugas pawang hujan adalah menghentikan hujan sama sekali. Yang dilakukan pawang hujan termasuk dirinya hanyalah menggeser awan-awan tebal penyebab hujan.

“Sebenarnya awan itu kan ada mengandung uap air. Nah pawang hujan itu melakukan hanya menggeser saja awan-awan yang tebal. Jadi dengan kemampuan dalam ilmu psikologi itu disebut ilmu telekinesis,” paparnya seperti dikutip dari kanal Youtube Trans 7 Official pada Senin (21/3/2022).

Baca Juga: Dikecam dan Dipuji, Ini Profil Rara Pawang Hujan Mandalika

Sementara pawang hujan lainnya, Eko Budi, memakai cara yang berbeda dibandingkan cara Rara dalam menangkal hujan. Jika Rara memakai media sebagai alat berkomunikasi, maka Eko Budi lebih mengandalkan kekuatan dzikir dan Salat Tahajud.

“Melakukan dzikir selama 3 jam, Salat Tahajud dan Salat Hajad.  Kita berdoa kepada Allah supaya hujan di sini dipindahkan ke arah lain atas seizin Allah gitu. Orang WA saya kebanyakan seminggu sebelum acara menghubungi saya. Jadi saya melakukan Salat Tahajud sepekan sebelum acara,” paparnya.

Sama seperti Rara, Eko Budi mengatakan tugas pawang hujan bukanlah menghentikan hujan. Pawang hujan hanyalah menggeser hujan ke tempat lain.

Baca Juga: Kearifan Lokal Nusantara, Ritual Pawang Hujan Tak Hanya di Mandalika

Lalu, bagaimana pendapat BMKG sendiri? Benarkah awan penyebab hujan bisa digeser ke tempat lain?  Senior Dorecaster BMKG, Rifda Novikarany, mencoba menjawab pertanyaan ini.  “Sebenarnya bukan dipindahkan lebih tepatnya ya. Kalo awan itu kan bergerak mengikuti arah angin. Awan itu lebih cepat terurai jika anginnya kencang,” paparnya singkat.

Nah, bagaimana menurut pendapat kamu? Percaya atau enggak percaya dengan kerja pawang hujan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya