SOLOPOS.COM - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua Umum PBNU Gus Yahya.

Solopos.com, SOLO—Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH Haedar Nashir menyampaikan pesan Ramadan 1443 Hijriah/2022.

Kedua ormas Islam terbesar di Indonesia itu mengawali Ramadan kali ini tidak bersamaan. Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal menetapkan 2 April 2022 sebagai awal puasa, sedangkan PBNU memutuskan awal Ramadan tahun ini pada 3 April 2022 sama dengan hasil sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kemenag menetapkan awal Ramadan 1443 H pada 3 April 2022 berdasarkan hasil rukyatul hilal pada 101 titik di 34 provinsi. Perukyat di seluruh Indonesia melaporkan tidak dapat melihat hilal.

Baca Juga: Pemerintah Putuskan 1 Ramadan 1443 H Jatuh Hari Minggu

Gus Yahya menyampaikan ucapan selamat menjalankan ibadah puasa kepada seluruh warga NU khususnya, dan umat Islam pada umumnya.  “Ramadan itu kesempatan yang luar biasa bagi umat Islam untuk menempa kapasitas rohaninya,” kata Gus Yahya, di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2022), seperti dikutip dari nu.or.id.

Lebih lanjut, ia menuturkan umat Islam pada setiap Ramadan telah membangun tradisi-tradisi yang saat ini menjadi budaya di berbagai tempat. Hal itulah yang menyebabkan suasana Ramadan di dunia Islam telah menjadi sebuah momentum yang sangat kaya.

“Mari kita semua mensyukuri kekayaan budaya yang luar biasa ini dengan tetap mengingat tujuan asal dari disyariatkannya puasa Ramadan, yaitu untuk menempa ketakwaan kita kepada Allah,” ucap Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.

Baca Juga: Awal Puasa Ramadan 2022 Tak Sama? Ini Beda Metode NU dan Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengajak pelaksanaan ibadah selama Ramadan 1443 H seperti ibadah puasa dan ibadah-ibadah yang lain dapat meningkatkan kedekatan dan hubungan dengan Allah SWT, sehingga melahirkan sikap rendah hati.

Guru Besar Sosiologi ini berharap  Ramadan juga dimanfaatkan sebagai momen untuk berhijrah secara spiritual, intelektual, dan peran sosial yang mampu membawa kepada pencerdasan, pembebasan, kemajuan dan membangun peradaban yang utama.

“Insya Allah jika ibadah puasa dan seluruh rangkaian ibadah di Bulan Ramadan ditunaikan dengan rukun, khusyu’, dan tahsinah yang baik, maka akan melahirkan insan-insan yang al muttaqun,” ujar Haedar Nashir seperti dikutip dari muhammadiyah.or.id.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya