SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Ditjen Bea Cukai) terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan aparat bea cukai di lapangan setara dengan pegawai ‘kantoran’.

Ditjen Bea Cukai mengakui upah pegawai di lapangan sudah lagi tidak layak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris Ditjen Bea dan Cukai Achmad Riyadi menyatakan pihaknya sedang mengupayakan menaikkan upah para aparat bea cukai.

Pasalnya, dia menilai upah yang diterima aparat pajak di daerah terpencil memang sudah tidak layak untuk saat ini.

“Ya segitu memang sudah tidak layak,” ujar dia seperti dilansir detikcom, Minggu (2/1).

Achmad menyatakan pembahasan mengenai kenaikan upah tersebut akan dibicarakan dengan Menteri Keuangan pada minggu bulan Januari 2011 ini sehingga ia belum mendapat kepastian mengenai kenaikannya.

Sebelumnya, tersiar kabar upah makan para aparat Bea Cukai di lapangan akan dinaikkan dari Rp 2.000 menjadi Rp 15.000.

Namun, Achmad menyatakan pihaknya akan mengupayakan agar upah tersebut bisa setara dengan upah makan pegawai Bea Cukai yang berada di kantor yaitu Rp 30.000 per hari.

“Kalau ditanya upah yang wajar, kewajaran itu relatif, di sini uang makannya Rp 30.000, ya pengennya mah segitu, tapi tidak tahu yang disetujui berapa,” tandasnya.

Sebelumnya, Ditjen Bea Cukai berencana akan menaikkan upah makan dan lauk pauk aparat Bea Cukai patroli dari Rp 2.000 menjadi Rp 15.000.

Humas Ditjen Bea Cukai Evi Suhartantyo mengakui upah makan dan lauk pauk aparat DJBC memang sudah tidak mencukupi untuk saat ini, yaitu hanya Rp 2.000.

“Sekarang 2.000 dapat apa? Ya sudah gak layak lha,” ujarnya.

Menurut Evi, pihaknya telah mengajukan permohonan untuk menaikkan upah tersebut menjadi Rp 15.000 sejak 2 bulan lalu. Namun, sampai saat ini proses permohonan tersebut masih di tangan Menteri Keuangan.

“Kalau urusan tersebut ada di Pak Menteri. Kita sudah minta dinaikkan dari Rp 2.000 menjadi Rp 15.000,” ucapnya.

Sebelumnya, masalah rendahnya upah aparat bea cukai yang berada di lapangan terungkap ketika wartawan melakukan kunjungan ke Tanjung Balai Karimun.

Kabid Penindakan dan Sarana Operasi Ditjen Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau, Untung Purwoko mengatakan, insentif yang kecil ini membuat para aparat Bea dan Cukai ‘ogah’ bertugas ke laut.

“Sudah risiko tinggi tapi insentif yang didapatkan tidak seberapa. Karena itu kami mengajukan kenaikan insentif. Insentif yang diberikan masih sama sejak 1989,” ujar Untung saat ditemui di kantornya, di kantornya, Merau, Tanjung Balai Karimun, Oktober lalu.

Dari data yang dikutip, insentif untuk nahkoda kapal patroli di laut hanya Rp 5.360 per hari, sementara di dok hanya Rp 1.790 per hari.
Yang paling menyedihkan adalah kelasi kapal patroli di laut yang hanya mendapatkan insentif Rp 1.390 per hari, sementara kelasi di dok kapal hanya Rp 500 per hari.

Karena itu, pihak Bea dan Cukai mengajukan kenaikan insentif ke Kementerian Keuangan. Untuk nahkoda kapal di laut diajukan Rp 111.200 per hari, dan nahkoda di dok sebesar Rp 37.200 per hari.

Sementara kelasi diajukan Rp 28.900 per hari jika sedang berpatroli di laut, dan Rp 10.400 per hari jika mereka sedang bekerja di dok.
Seorang nahkoda kapal patroli menuturkan, gajinya selama bekerja 34 tahun di Bea dan Cukai adalah Rp 5,5 juta per bulan. Gaji itu tentu sangat tidak sebanding dengan tugas berat yang diembannya.

Kecilnya insentif nahkoda ini membuat Bea dan Cukai kekurangan tenaga nahkoda muda untuk patroli ke laut.

“Saat ini nahkoda kami sudah tua semua. Sebanyak 7 orang akan pensiun tahun ini, tahun depan 6 orang pensiun,” ujar Untung.

Lowongan nahkoda Bea dan Cukai pun terus dibuka, namun peminatnya minim. “Nahkoda kapal lebih milih kerja di perusahaan asing, karena gajinya jauh lebih besar,” tukas Untung.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya