SOLOPOS.COM - Tiga batu bekas arca Nandi dan lumpang sebelum hilang di Kampung Duduhan, Kelurahan Mijen, Kecamatan Jatibarang, Kota Semarang. (Istimewa/warga Kampung Duduhan)

Solopos.com, SEMARANG – Warga Kampung Duduhan, Kelurahan Jatibarang, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, dihebohkan dengan raibnya tiga buah batu yang terletak di pertigaan jalan kampung mereka, Rabu (8/7/2020). Batu yang dianggap keramat itu merupakan pecahan arca Nandi, yang berasal dari situs Candi Siwa di Kampung Duduhan, Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Semarang.

6 Pelaku Terkait Meninggalnya Pesilat Remaja Gatak Sukoharjo Masih Di Bawah Umur

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka tak menyangka batu yang selama ini dianggap keramat karena sudah ada sejak puluhan tahun itu raib. Ada dugaan tiga batu itu dicuri.

“Pertama yang mengetahui hilangnya batu itu suami saya, Rabu pukul 05.00 WIB. Masih ada bekas serpihannya di pinggir jalan. Pasti yang mengambil lebih dari satu orang,” ujar seorang warga, Ngatini, 62, saat dijumpai wartawan di lokasi, Kamis (9/7/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Ngatini mengaku heran ada yang mencuri tiga batu itu. Hal itu lantaran, batu itu tidak diketahui nilai jualnya.

Imbauan! Warga Wonogiri yang Berkontak dengan Ustaz Jatisrono Pasien Covid-19 Segera Periksa ke Puskesmas

Meski demikian, tiga batu itu memang memiliki nilai sejarah yang panjang. Hal itu lantaran tiga batu itu merupakan pecahan arca Nandi, yang berasal dari situs Candi Siwa di Kampung Duduhan, Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen, Semarang.

Sedang Diteliti

Situs candi peninggalan abad ke-8 itu terletak tak jauh dari lokasi hilangnya tiga batu itu. Situs Candi Siwa itu saat ini masih dalam penelitian dan proses ekskavasi.

Keberadaan candi itu sebenarnya sudah diketahui sejak tahun 1970 silam. Saat itu, warga menemukan dua arca berbentuk Dewa Ganesa dan lembu Nandi.

13 Pasien Positif Covid-19 Karanganyar Didominasi Klaster Pemudik Jatim

Arca Ganesa saat ini ditempatkan di Museum Ranggawarsita, sementara arca Nandi tak terurus dan diletakkan warga di pertigaan jalan yang menjadi gerbang masuk Kampung Duduhan.

Ngatini mengaku selama ini warga hanya merawat batu itu tanpa ada perlakuan khusus. Bahkan batu itu sempat dibuat taman kecil, namun rusak karena ada pelebaran jalan.

“Warga juga bingung, batu itu dilindungi atau memiliki nilai jual? Kami hanya merawat tanpa ada maksud tertentu,” katanya.

Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang Bantah Ada Kasus Covid-19 

Sementara itu, warga lainnya, Nasikin, 29, mengaku hilangnya batu itu diduga terjadi Rabu dini hari. Dugaan itu menyusul pengakuan warga yang masih melihat keberadaan batu itu pada Selasa (7/7/2020) malam.

“Anak muda yang nongkrong di gang sebelah juga sempat melihat mobil pikap mondar-mandir. Padahal sudah larut malam,” tuturnya.

Lapor polisi

Sementara itu, Lurah Jatibarang, Slamet Sugihartono, mengaku akan melapor ke aparat kepolisian terkait hilangnya tiga batu itu.

Seorang Nakes di RSUD Caruban Madiun Terkonfirmasi Positif Covid-19

“Kami segera melaporkan kejadian ini ke Polsek Mijen. Batu itu merupakan cagar budaya dan memiliki nilai sejarah. Tentu juga dilindungi undang-undang,” ujarnya.

Slamet menyayangkan perbuatan oknum tidak bertanggung jawab yang telah mengambil batu tersebut. Hal itu karena batu itu dikeramatkan warga dan tidak boleh diotak-atik.

“Warga menyakralkan batu itu sehingga tetap ada di tempat tersebut, tapi memang dirawat seadanya,” imbuh Slamet.

Dikira Jatuh dari Sepeda, Ini Kronologi Bocah Sragen Tersayat Benang Layangan

Dia menambahkan batu cagar budaya di pinggir jalan itu sudah pernah di datangi oleh para arkeolog sekitar dua tahun lalu. Bahkan ada arkelog dari luar negeri yang ikut rombongan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya