SOLOPOS.COM - Airbus A320 milik maskapai Batik Air (Airbus.com)

Batik Air, maskapai di bawah Lion Grup, mulai menggunakan Bandara Halim Perdanakusuma.

Solopos.com, JAKARTA — Maskapai Batik Air mulai beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (2/4/2015). Menurut Presiden Direktur Batik Air Achmad Luthfie, selain untuk ekspansi, terbangnya Batik Air di bandara milik TNI Angkatan Udara itu sekaligus untuk mengembangkan bandara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti diketahui, Bandara Soekarno-Hatta telah penuh sehingga tidak ada tambahan slot. “Ya boleh dibilang salah satunya seperti itu [mengembangkan bandara]. Ya minta izin dulu, kan yang punya izin bukan kita. Lagi ngajuin izin,” kata Achmad Luthfie di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (2/4/2015).

Pada Oktober 2014, Lion Group telah menyiapkan dana Rp5 miliar untuk mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma. Bandara seluas 21 hektare itu ditargetkan mampu menampung pergerakan penumpang hingga 11,5 juta orang per tahunnya. Sementara, kapasitas sekarang hanya 1,9 juta penumpang per tahun.

Achmad berharap izin pengembangan Bandara Halim Perdanakusuma bisa keluar pada tahun ini. Dia meyakini jika izin bisa keluar, Lion Group akan segera mengeksekusi pengembangan bandara. “Kalau tahun ini dalam waktu dekat dikasih izin tentunya sama Lion Group dilaksanakan pengembangannya,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Umum Lion Group, Edward Sirait, menyangkal beroperasinya Batik Air di Bandara Halim Perdanakusuma merupakan bagian dari pengembangan bandara. Dia mengatakan bahwa izin sedang dalam proses.

Lion Group berencana mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma melalui PT Angkasa Transportindo Selaras Induk Koperasi TNI Angkatan Udara (Inkopau) dan kontraktor konstruksi dipercayakan kepada PT Adhi Karya. Perjanjian dengan Inkopau telah dibuat sejak 2006 dan berlaku hingga 2031.

“Bicaranya satu-satu kita. Batik is Batik [Air], bandara ya bandara. Lagi kita proses [izinnya], tapi di bandara umum include sipil,” ujarnya.

Selain, membangun dan menata fasilitas pendukung di bandara, PT Adhi Karya mendapatkan tugas untuk membuat fasilitas transportasi massal berbasis rel yaitu monorel yang menghubungkan Bandara Halim Perdanakusuma dengan Stasiun Dukuh Atas. Proyek itu diperkirakan menghabiskan Rp3 triliun dari total biaya pengembangan bandara yang telah dipersiapkan Lion Group.

Ketepatan Waktu
Batik Air mengincar On Time Performance (OTP) 95% di Bandara Halim Perdanakusuma. Pada jadwal terbang perdana menuju Medan, Kamis (2/4/2015) lalu, Achmad mengatakan seluruh kursi penumpang penuh padahal penjualan tiket baru dilakukan beberapa hari sebelum terbang. Tiket maskapai yang menawarkan full service ini dijual berbarengan dengan tradisi Ceng Beng.

“Kursi penuh, padahal penjualan baru beberapa hari lalu. Kan Ceng Beng di Medan. Kami tidak bisa nambah slot karena memang sudah tidak ada slot, kalau dikasih izin ya dengan senang hati,” katanya.

Selain ke Medan, Batik Air di Bandara Halim Perdanakusuma juga terbang menuju Solo, Malang, Balikpapan, Tarakan, dan Makassar. General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Halim Perdanakusuma Iwan Krishadiyanto berharap Batik Air meningkatkan peforma sehingga dapat meminimalisir keterlambatan jadwal penerbangan.

Dia menuturkan, dengan dominannya aktivitas penerbangan VIP dan VVIP di bandara itu, maka diharapkan delay tidak mengakibatkan pengguna jasa dirugikan dan tidak terlayani dengan baik. “Mutu pelayanan yang baik bisa mendatangkan banyak penumpang. Sekaligus mendukung program pemerintah dalam menyiapkan moda transportasi udara,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya