SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Jembatan penyeberangan orang (JPO) ramah lingkungan (Eco-JPO) Gladhag Panti Husada di depan RSUD dr. Moewardi, Jebres, Solo, baru diresmikan pada Mei 2019.

Namun, kondisi jembatan itu kini kotor dan seolah tak terawat. Dari luar, Eco-JPO itu memang terlihat megah dan menawan. Namun kemegahan itu kontras dengan pemandangan di dalam ruang utama JPO.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bagian dalam JPO itu terlihat kotor. Tidak ada petugas kebersihan yang berjaga atau ditugaskan untuk membersihkan lantai yang penuh bekas minuman kemasan yang mengering.

Buruknya pengelolaan juga tampak dari tidak adanya petugas keamanan yang menjaga Eco-JPO tersebut untuk menegur warga yang melanggar aturan. Kawasan di dalam Eco-JPO yang seharusnya bebas asap rokok tidak dihiraukan para warga yang menggunakan fasilitas itu.

Mereka dengan bebasnya merokok di dalam ruang utama JPO, di tangga, dan banyak puntung rokok berserakan. Warga juga dengan bebasnya duduk di pembatas taman sembari merokok sehingga taman tersebut tidak luput dari sampah puntung rokok.

Hal lain yang patut menjadi perhatian adalah belum dipasangnya lift untuk memfasilitasi difabel dan warga lansia. Beberapa warga berusia lanjut harus bersusah payah menaiki tangga untuk bisa menggunakan fasilitas Eco-JPO Gladhag Panti Husada.

Salah satu warga Ngawi, Endang Sejahterawati, 52, yang merupakan pasien RSUD dr. Moewardi, mengaku kesulitan menggunakan fasilitas Eco-JPO Solo lantaran belum adanya lift. Dia juga menyorot banyaknya orang yang merokok di dalam JPO.

“Sayang juga dengan biaya yang besar pada akhirnya jadi kotor seperti ini. Saya yang sedang sakit seperti ini sangat membutuhkan adanya lift tersebut. Saya sebenarnya juga menantikan lift itu dipasang. Jadi saya lebih mudah dan tidak capek kalau menggunakan JPO,” ucapnya ketika ditemui Solopos.com di JPO.

Warga lainnya, Toni Joko Purwanto, 53, menyoroti tidak terawatnya eco-JPO. Menurutnya, diperlukan petugas keamanan untuk menegur orang-orang yang melanggar peraturan seperti merokok di dalam JPO utama. Selain itu, diperlukan juga petugas kebersihan yang setiap hari membersihkan tempat tersebut.

“Tidak hanya petugas, tetapi kesadaran pengguna jembatan ini juga saya rasa sangat perlu. Ini kan fasilitas publik dan harus dijaga bersama. Biaya besar kalau tidak dijaga ya percuma. Saya juga lihat taman kurang pengairannya. Jadi kering beberapa tanamannya,” kata dia.

Warga Jakarta, Stephanie, 24, mengaku sedang menjenguk keluarga di RSUD dr. Moewardi. Dia menyayangkan kondisi JPO yang kotor sehingga membuat tidak nyaman.

“Ditambah lagi banyak asap rokok juga di sini. Kalau saya pribadi tidak nyaman. Kotor juga. Harusnya masyarakat bisa sadar untuk menjaga. Tidak baik juga menyalahkan pemerintah. Ini kan tugas bersama,” bebernya.

Terkait lift, Kasi Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo, Joko Supriyanto, mengatakan sudah berkomunikasi dengan Pusjatan Kementerian PUPR terkait jadwal pemasangan lift.

Dinas PUPR Solo mendesak agar pemasangan lift dilakukan sesuai jadwal yang sudah dijanjikan. “Memang sudah molor beberapa hari dari jadwal yang dijanjikan untuk pemasangan lift di Eco-JPO Solo. Tapi kami sudah berkomunikasi. Sudah dipersiapkan. Pemenang lelang sudah mulai bekerja mempersiapkan pemasangan lift. Hanya memang liftnya belum tiba,” jelasnya kepada Solopos.com, belum lama ini.

Terkait pengamanan, Satpol PP Solo menjanjikan pengamanan di tempat tersebut. Kabid Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Solo, Agus Sis Wuryanto, mengatakan akan menerapkan menempatkan personel Satpol PP di lokasi Eco-JPO. Penempatan personel juga menggunakan sistem sif sehingga bisa bertugas maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya