SOLOPOS.COM - Petugas Disnakan menyemprotkan disinfektan ke sapi dan armada pengangkut sapi sebelum masuk Pasar Nglangon, Sragen, Jumat (15/7/2022). (Istimewa/Disnakkan)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen menemukan satu sapi yang terindikasi terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) di Pasar Hewan Nglangon, Sragen, Jumat (15/7/2022). Sapi milik pedagang asal Bangak, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen, tersebut langsung dipulangkan ke kandang.

Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Sragen, drh. Toto Sukarno, menerangkan temuan sapi terindikasi PMK itu berawal saat timnya mengawasi penerapan protokol kesehatan. Sasarannya Pasar Hewan Nglangon dan Pasar Hewan Sumberlawang. Pada Jumat ini bersamaan dengan hari pasaran Pahing di kedua pasar tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Toto mengungkapkan Pemkab Sragen sudah kembali membuka pasar hewan mulai Senin (11/7/2022) setelah sempat ditutup selama beberapa pekan akibat PMK. Pasar Hewan Nglangon dan Pasar Hewan Sumberlawang kali pertama dibuka lagi pada Jumat ini.

Toto menerangkan ada dua tim yang ditugaskan memantau di dua pasar tersebut. Ia bersama Kepala Disnakan Sragen, Rina Wijaya, mengecek ke Pasar Nglangon.

“Saat pengawasan itu, kami menemukan seekor sapi teridentifikasi PMK. Sapi itu semula berasal dari Plupuh terus dibeli pedagang asal Bangak, Sine. Setelah diperiksa ditemukan ada lendir di mulutnya. Setelah diperiksa ternyata mengarah ke PMK. Kemudian sapi dievakuasi dan dibawa pulang oleh pedagang yang bersangkutan,” ujarnya.

Baca Juga: Kasus PMK Sragen Tinggi, Disnakan Usulkan 72.237 Sapi Divaksin Tahap II

Toto menerangkan sebenarnya setiap sapi dan kendaraan pengangkut begitu datang ke pasar hewan harus langsung disemprot disinfektan. Ini untuk mencegah penyebaran virus PMK.

Sapi yang terindikasi PMK itu itu lolos pemeriksaan karena saat penyemprotan disinfektan belum kelihatan gejalanya.

Lebih jauh, Toto menerangkan jumlah sapi diperjualbelikan di pasar hewan turun drastis. Biasanya saat hari pasaran bisa sampai 600 ekor. Tetapi pada saat pembukaan kali pertama hanya datang 100 ekor. Banyak pedagang yang datang tetapi tidak membawa sapi.

“Para pedagang masih lihat-lihat dan belum berani bawa sapi karena khawatir PMK. Demikian pula ada pembeli yang datang juga masih lihat-lihat, tidak berani beli, karena khawatir kena PMK,” ujarnya.

Disnakkan akan mengevaluasi pembukaan kembali pasar hewan. Selama ini perkembangan kasus PMK di Sragen mulai menurun.

Toto mengatakan penambahan kasus baru tidak begitu signifikan kecuali pada Kamis (14/7/2022) ada penambahan 13 ekor.

Kepala Disnakkan Sragen, Rina Wijaya, menambahkan total kasus PMK sebanyak 1.118 ekor yang terdiri atss 354 kasus aktif dan 705 ekor sapi sudah sembuh. Sementara sapi yang mati ada 59 ekor, termasuk yang disembelih.

Dia mengatakan penambahan kasus baru per Kamis 13 ekor. Dia melanjutkan sapi yang disembelih sebanyak 48 ekor dan 11 ekor mati dikubur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya