SOLOPOS.COM - Ilustrasi rapid test atau tes cepat virus corona atau Covid-19 (Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

Solopos.com, JAKARTA – Janji pemerintah akan melibatkan 70 laboratorium untuk uji PCR Covid-19 belum terealisasi dengan alasan kekurangan reagen. Akibatnya, lebih dari 8.000 spesimen pasien belum juga diuji karena antrean uji PCR yang begitu panjang.

Pemerintah mengakui saat ini masih mengalami kendala untuk melaksanakan pemeriksaan Covid-19 karena kekurangan reagen. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan baru 38 laboratorium yang bekerja aktif memeriksa spesimen Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Yuli Sang Ibu Miskin Meninggal, Wali Kota Serang: Bukan Kelaparan Tapi Takdir

Jumlah tersebut hanya naik sebanyak 1 laboratorium jika dibandingkan hari sebelumnya. Padahal sebelumnya, pemerintah menargetkan bisa mengaktifkan seluruh laboratorium yang jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 70 di berbagai daerah untuk tes PCR.

“Beberapa laboratorium akan ditambahkan begitu reagen dari negara lain sudah bisa kita terima,” ujar Yurianto dalam konferensi pers, Rabu (22/4/2020).

IDI Bongkar 1.300 Kematian Covid-19, Mayoritas PDP yang Meninggal Dunia

Dia menjelaskan bahwa spesimen yang diperiksa sampai saat ini totalnya mencapai 55.732 spesimen. Dari total tersebut, spesimen yang telah diperiksa baru sebanyak 47.361 orang. Artinya, sebanyak 8.371 spesimen pasien Covid-19 belum tersentuh uji PCR di laboratorium.

Dari jumlah yang sudah diperiksa, terakumulasi hasil positif terinfeksi virus corona sebanyak 7.418 orang. Sedangkan spesimen dan hasil negatif 39.943 orang.

Harga Minyak Mentah Anjlok di Bawah Nol Alias Gratis, Kapan BBM Turun?

Dari kasus positif, Yuri menyampaikan bahwa terdapat 913 orang yang telah dinyatakan sembuh dan 635 orang meninggal.

Meski jumlah laboratorium uji PCR masih kurang, Pemerintah, kata Yuri, telah mengupayakan segala cara untuk mencegah penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) setiap harinya justru terus meningkat.

Data 22 April 2020: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia 7.418 Orang, Sembuh 913

PDP Terus Meningkat

Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, jumlah ODP dan PDP Covid-19 setiap harinya terus bertambah. Pada 17 April 2020, data yang dirilis pemerintah jumlah PDP sekitar 12.160 kasus, sedangkan jumlah ODP tercatat 173.732 orang. Jumlah tersebut merupakan data akumulatif yang dikumpulkan dari seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia.

Namun, hanya dalam hitungan hari perkembangan jumlah PDP dan ODP mengalami kenaikan cukup signifikan. Jumlah itu tidak diimbangi dengan penambahan jumlah laboratorium untuk uji PCR Covid-19.

Rizal Ramli Ungkap Mafia Alkes, Pejabat Main di Pengadaan APD

Berdasarkan perkembangan terkini, Rabu (22/4/2020) jumlah PDP telah mencapai 17.754 orang, sedangkan ODP jumlahnya telah meningkat menjadi 193.571 orang. Artinya, ada tambahan 7,241 ODP dan 991 PDP dalam 24 jam terakhir yang spesimennya jelas belum menjalani uji PCR Covid-19 di laboratorium.

Yurianto mengatakan sebagian besar ODP telah selesai masa pemantauan. Namun, jumlahnya masih belum menunjukkan penurunan.

“Kelompok PDP ini akan kami prioritaskan pengecekan laboratorium untuk tes PCR,” kata Yurianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya